Harus Siap Belajar Jarak Jauh

Kamis 14-05-2020,21:03 WIB
Reporter : Leni Indarti Hasyim
Editor : Leni Indarti Hasyim

JAKARTA - Pandemi Covid-19 membuat hampir seluruh kegiatan masyarakat terhenti. Termasuk proses belajar mengajar di sekolah. Publik harus siap dengan penerapan kegiatan belajar dan mengajar jarak jauh sebagai pengganti metode belajar konvensional.

“Dalam situasi pandemi saat ini, kita perlu melakukan banyak penyesuaian. Termasuk dalam pembelajaran. Kita harus siap melakukan pembelajaran jarak jauh sebagai pengganti metode pembelajaran konvensional,” kata Wapres Ma’ruf Amin di Jakarta, Rabu (13/5).

Kegiatan belajar dan mengajar dari jarak jauh merupakan suatu keniscayaan. Terlebih, perkembangan teknologi yang maju pesat saat ini. Kegiatan belajar secara daring itu juga memerlukan tantangan. Antara lain kreativitas tinggi dari para pengajar. “Pembelajaran jarak jauh membutuhkan kreativitas. Para pengajar perlu keluar dari gaya konvensional dan lebih inovatif dalam menyiapkan materi dan mekanisme pembelajaran,” imbuhnya.

Lembaga pendidikan juga harus mampu menyediakan sarana dan prasarana yang mendukung serta mengoptimalkan teknologi dalam kegiatan belajar jarak jauh. Dari sisi pelajar dan mahasiswa, Ma’ruf Amin mengatakan perlu kemandirian dan sikap proaktif agar kegiatan belajar jarak jauh dapat berjalan dengan baik.

“Mahasiswa juga dituntut harus lebih mandiri. Mahasiswa harus dapat memanfaatkan seluruh sumber pengetahuan untuk melengkapi proses pembelajaran jarak jauh ini,” jelasnya.

Selain tantangan-tantangan tersebut, pembelajaran jarak jauh juga memberikan keuntungan bagi banyak perguruan tinggi dalam melakukan sinergi. Dengan penggunaan teknologi, tidak ada lagi sekat antar satu perguruan tinggi dengan perguruan tinggi lain.

“Mahasiswa dapat dengan mudah mengikuti kuliah dari perguruan tinggi yang berbeda sepanjang sesuai dengan minatnya. Selain itu, pertukaran pengetahuan, hasil riset, dan kegiatan akademik lainnya juga akan semakin efektif,” terangnya.

2

Dia berharap metode belajar dari jarak jauh, dapat berkembang baik. Namun, tetap menerapkan standar penilaian layaknya kegiatan belajar secara konvensional. “Tidak boleh ada excuse terhadap kualitas. Baik kualitas pembelajaran maupun pengujian. Mahasiswa harus tetap bisa diuji dengan standar yang sama dengan pembelajaran konvensional. Sehingga kualitas pembelajaran dan lulusan program studi ini tetap dapat dipertahankan bahkan ditingkatkan,” paparnya.

Sementara itu, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengatakan, pandemi Covid-19 dapat mendorong adanya reformasi di bidang pendidikan. Pandemi Covid-19 yang mengguncang dunia telah mengubah tatanan kehidupan di berbagai sektor.

Di Indonesia, lanjutnya, berbagai upaya terus dilakukan pemerintah untuk memutus rantai penyebaran Covid-19. Salah satunya di dunia pendidikan. Pemerintah memprogramkan pembelajaran jarak jauh (PJJ). Yakni peserta didik belajar di rumah di bawah bimbingan guru dan orang tua.

Pembelajaran seperti ini, dilakukan dengan moda dalam jaringan untuk mengantisipasi kerumunan yang bisa memicu penyebaran Covid-19. “Maka pembelajaran jarak jauh semakin penting dan harus diakselerasi. Peserta didik belajar di rumah guna memutus rantai penyebaran dan mempercepat penanganan Covid-19,” papar mantan Panglima TNI ini.

Moeldoko menjelaskan, berdasarkan Surat Edaran Mendikbud Nomor 4/2020 tentang Pelaksanaan Pendidikan dalam Masa Darurat Covid-19 bahwa pendidikan dapat dilakukan melalui pembelajaran jarak jauh. “Fokus PJJ ini bukan pada pencapaian akademik. Namun pada pembelajaran literasi, numerasi, dan pendidikan karakter,” ucapnya.

Selain mendorong reformasi pada dunia pendidikan, hikmah lain dari pandemi Covid-19 adalah transformasi pendidikan tinggi sebagai motor penggerak penyiapan guru dan tenaga kependidikan yang unggul. Menurut Moeldoko, kedisiplinan pada semua aspek pendidikan adalah kunci keberhasilan pada proses pembelajaran di masa pandemi Covid-19.

Keberhasilan pendidikan, berasal dari kolaborasi dan interaksi tiga elemen, yaitu guru, siswa dan orang tua. \"Belajar dari rumah menjadi aktivitas belajar yang difasilitasi beragam profesi. Hal ini menjadi wadah interaksi antara orang tua, guru dengan para stakeholder lain untuk mewujudkan cita-cita anak. Pendidikan disesuaikan dengan minat, bakat, dan kemampuan intelegensi anak,\" urainya.

Dia menyampaikan Indonesia harus menerapkan pilar dasar pendidikan bangsa, sesuai prinsip tri pusat Ki Hajar Dewantara. Pendidikan di keluarga, yaitu membentuk karakter, sifat dan pemikiran siswa, sedangkan pendidikan di sekolah adalah mendidik memberi pengetahuan, ilmu dan bekal kecerdasan siswa. “Melalui pendidikan terlahir hal-hal kreatif, konstruktif dan inovatif dalam menapaki setiap perkembangan zaman. Keluarga, sekolah, masyarakat adalah ekosistem pendidikan yang harus bersinergi,” papar Moeldoko. (rh/fin)

Tags :
Kategori :

Terkait