BI Dorong Bayar Ziswaf lewat QRIS ?

Kamis 14-05-2020,22:45 WIB
Reporter : Husain Ali
Editor : Husain Ali

CIREBON - Bank Indonesia (BI) akan mendorong pembayaran zakat, infak, sedekah dan wakaf (Ziswaf) menggunakan transaksi nontunai. BI membuat QRIS yang merupakan QR Code pembayaran untuk sistem pembayaran nontunai di Indonesia.

Hal itu diungkapkan Kepala KPw BI Cirebon Bakti Artanta saat menjadi narasumber talkshow bersama Ketua At-Taqwa Center Kota Cirebon, Ahmad Yani, di Studio Radar Cirebon Televisi (RCTV), Rabu (13/5).

PSBB saat ini, lanjut Bakti, menjadi salah satu momen yang bisa meningkatkan penggunaan QRIS. Sehingga masyarakat cukup berdiam diri di rumah dan memindai scan barcode.

“BI akan terus mendorong Dewan Masjid di Ciayumajakuning bisa mengikuti program ini. Porgram ini pun tak menutup untuk tempat peribadatan lainnya,” ujar Bakti.

Untuk merealisasikan program ini, pihaknya sudah berkoordinasi dengan PJSP di Wilayah Cirebon sehingga minggu depan akan bergerak untuk mensosialisasikan penggunaan QRIS ini ke Dewan Masjid Indonesia di Cirebon.

Selain itu, BI juga mendorong masyarakat untuk belanja bijak menjelang hari raya Idul Fitri. Dalam waktu dekat, lanjutnya, BI Cirebon akan melakukan pertemuan bersama para ulama untuk menyosialisasikan belanja bijak. Dengan harapan para ulama bisa ikut menyebar luaskan perilaku belanja bijak ini dalam syiarnya.

“Hingga saat ini kami pun terus memantau pergerakan harga, diprediksi inflasi bulan ini bisa lebih rendah dari tahun lalu karena meski ada THR secara pasokan kini cukup dan konsumsi tidak setinggi biasanya karena dipengaruhi dengan adanya pembatasan di tengah pandemi,” tukasnya.

2

Sementara itu, Ketua At-Taqwa Center, Dr H Ahmad Yani MAg menuturkan, belanja bijak harus diterapkan apalagi saat era pandemi seperti saat ini. Menurutnya, semua orang saat ini sedang kesulitan dan banyak kemisikinan baru sehingga harus dibantu.

Secara agama, ujar dosen IAIN Syekh Nurjati ini, haram hukumknya apabila memanfaatkan momen atau sesuatu untuk mengambil keuntungan berlebih.

“Islam mengajarkan belanja seperlunya, meski umumnya memang pada Ramadan kebutuhan pun tinggi. Namun kondisi pandemi saat ini menimbulkan kondisi yang cukup kompleks, di satu sisi keuangan minim juga ada PSBB. Maka dari itu harus bijak baik dalam substansi sesuai kebutuhan. Islam pun melarang adanya israf dan mubazir atau tabzir,” jelasnya.

Lebih lanjut, dijelaskan pria berkacamata yang arakab disapa Kang Yani ini, israf merupakan membelanjakan harta atau uang melebihi seharusnya. Sedangkan, tabzir atau mubazir adalah teman setan yang merupakan perilaku membelanjakan harta atau aset di tempat yang tidak seharusnya atau memanfaatkan harta untuk sesuatu yang sia-sia.

Terkait kondisi pandemi Covid-19 saat ini, Kang Yani juga setuju untuk pembelanjaan dan transaksi lebih tepat dan efektif menggunakan QRIS.

Diakuinya, Masjid At-Taqwa yang menjadi pioner penggunaan QRIS untuk urusan Ziswaf pun kini telah merasakan banyak keuntungan dan keunggulannya seperti aman, efektif, efisien, dan memaksimalkan hasil pendapatan.

“Kini semua pelayanan di At-Taqwa telah menggunakan nontunai baik penerimaan dan operasional lainnya. Efektivitas pembayaran Ziswaf sedang diusahakan, bagaimana Unit Pengumpul Zakat bisa berkoordinasi dengan Dewan Masjid Indonesia khususnya di Ciayumajakuning untuk memanfaatkan fasilitas QRIS ini,” pungkasnya. (apr)

Tags :
Kategori :

Terkait