Kita perlu siap-siap hidup dengan normal-baru. Begitu pula kecenderungan seluruh dunia. Semua mengarah ke kehidupan normal-baru. Rupanya tidak ada yang kuat berlama-lama dalam kehidupan terkekang.
Itu berarti kita harus lebih bisa membawa diri. Belajar dari data yang ada. Tapi kita belum punya data itu. Belum diberi.
Data itu juga penting bagi daerah-daerah yang belum terlalu diserang Covid-19. Agar bupatinya bisa antisipasi. Untuk lebih memperhatikan warga yang rawan terkena Covid-19.
Pasar adalah salah satu wilayah rawan. Tapi adakah pengurus pasar peduli siapa saja pedagang di dalamnya? Dalam pengertian pedagang yang mana yang lebih rawan terserang Covid-19? Lalu harus diapakan sebelum terkena virus?
Menghadapi kehidupan normal-baru nanti, setiap kelompok bisa mengidentifikasikan diri lebih baik. Belajar dari data. Yang kemungkinan sedang disiapkan.
Kita memerlukan sistem komunikasi baru. Ceramah, imbauan, ancaman, adalah model komunikasi yang tidak menggairahkan.
Ahli komunikasi sudah harus ambil peran lebih ke depan.
Kita sudah mulai bosan dengan data yang tiap hari ditampilkan. Yang tidak banyak lagi mengandung arti. Nyawa sudah dianggap menjadi angka-angka.
Angka yang mati pula. (dahlan iskan)