CIREBON- Tempat Pembuangan Sampah (TPS) liar di Kabupaten Cirebon mulai disisir. Kemarin (2/6), Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Cirebon mengeksekusi 12 ton sampah di TPS liar di Desa Kertawinangun.
Kepala DLH Kabupaten Cirebon, Deni Nurcahya ST MSi mengakui, permasalahan sampah di Kabupaten Cirebon menjadi PR besar pemerintah daerah. Sebab, tidak sedikit TPS liar yang bermunculan.
Bahkan, hasil inventarisir DLH sendiri, ada 40 titik TPS liar yang tersebar di wilayah tengah, timur dan barat Cirebon. Beberapa lokasi pun sudah mulai diangkut. Seperti di Kecamatan Arjawinangun dan Kedawung.
\"Kami sudah sisir secara bertahap untuk mengangkut sampah di TPS liar. Untuk di Kecamatan Arjawinangun, sampah yang kita angkut menggunakan 21 dumptruck. Sementara di Kecamatan Kedawung, empat dumptruck,\" kata Deni.
Selain melakukan pengangkutan sampah di TPS liar, pihaknya juga tengah menyiapkan dan memprogramkan secara paralel penuntasan sampah harus berbasis desa. Desa akan mengelola sampahnya sediri, sementara residunya, akan diangkut DLH.
\"Akan kita anggarkan satu desa itu satu TPS dengan pola tiga R (Reuse, Reduce dan Recycle). Dan satu desa, satu kontainer. Sehingga akan memperluas layanan yang didukung juga dengan kendaraan dumptruck, yang jumlahnya kini ada 40 unit,\" tuturnya.
Di tahun ini juga, kata Deni, pihaknya sedang membuat Feasibility Study (FS) untuk pengadaan tanah TPA, baik di timur maupun di barat. Sementara untuk pengadaan lahan sendiri, dimungkinkan dilakukan di tahun 2021. Sedangkan pembangunannya diprediksi tahun 2022.
\"Memang butuh proses. Tapi kita optimis masalah sampah selesai. Yang pasti tahun ini. Biaya operasional untuk sampah sudah aman,\" paparnya.
Disinggung apakah pemerintah rugi dengan mengangkut sampah di TPS liar, Deni menambahkan, bahwa pengangkutan sampah itu tetap menjadi tanggung jawab pemerintah daerah. Tinggal, bagaimana kesadaran masyarakat perlu ditingkatkan.
\"Artinya, kami tidak lepas tangan begitu saja tentang masalah sampah,\" pungkasnya. (sam)