INDRAMAYU-Diresmikan akhir Februari lalu, Gerakan Pramuka Kwartir Ranting (Kwaran) Patrol terus menambah fasilitas di Bumi Perkemahan (Buper) Ujung Ori yang terletak di pesisir Pantai Desa Patrol Lor.
Penambahan fasilitas bertujuan menjadikan Buper Ujung Ori sebagai pusat pendidikan dan pelatihan pramuka, wisata bahari serta pusat penangkaran bibit tanaman untuk gerakan penghijauan.
“Kami terus berupaya menambah fasilitas yang dibutuhkan agar Buper Ujung Ori ini semakin representatif,” kata Panitia Pembangunan Buper Ujung Ori laksana, Naim SPdLS kepada Radar, Rabu (10/6).
Sejauh ini, sebutnya, fasilitas yang sedang dibangun adalah penangkaran bibit dan persemaian tanaman keras maupun buah-buahan yang merupakan bantuan dari Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Barat. Seperti mangrove, albasia, aneka jeruk, mangga, mangrove dan jambu kristal.
“Untuk pengelolannya kami sudah membentuk Kelompok Tani Hutan yang kepengurusannya teman-teman dari Kwaran,” ujarnya.
Sedangkan fasilitas lainnya seperti pembangunan sekretarit Kwaran, gapura selamat datang, MCK, pemasangan sumur bor dan PJU di 25 titik masih menunggu realisasi bantuan dari proposal yang diajukan ke sejumlah pihak.
Pihaknya menargetkan, semua fasilitas itu dapat terbangun sampai dengan tahun 2023 nanti. Namun persoalannya, panitia tidak memiliki anggaran yang cukup untuk memenuhi berbagai fasilitas itu.
Karena itu, panitia terus menjalin kerja sama dengan berbagai pihak termasuk PLTU II yang diharapkan dapat menjadi bapak angkat. “Proposalnya sudah kita siapkan supaya Buper Ujung Ori ini bisa menjadi anak angkat PLTU II. Tapi kan proyeknya belum dibangun. Jadi kami masih menunggu,” ungkapnya.
Naim menambahkan, keberadaan Buper Ujung Ori yang memiliki luas sekitar 10 hektare ini merupakan wujud perhatian Kwaran Patrol bersama Fokopimcam, Pemdes Patrol Lor serta berbagai pihak yang peduli terhadap eksistensi gerakan pramuka.
Sebagaimana diketahui, selama ini Kecamatan Patrol memang belum memiliki lahan khusus untuk bumi perkemahan. Biasanya para anggota pramuka yang melakukan kegiatan perkemahan harus meminjam lahan di transito ataupun di tempat lain.
“Bumi perkemahan ini tentunya bukan hanya untuk pramuka, tapi juga bisa dimanfaatkan oleh lembaga pendidikan maupaun masyarakat,” pungkas Naim. (kho)