Taman Bunga Matahari, Ramai Dikunjungi Warga

Jumat 12-06-2020,13:15 WIB
Reporter : Leni Indarti Hasyim
Editor : Leni Indarti Hasyim

Lahan pertanian, kini memiliki daya tarik berbeda bagi para wisatawan. Seiring dengan daya tarik ini, objek agrowisata di Indonesia terus bertambah. Seperti Kelompok Tani Mampu Aisyiyah Kabupaten Cirebon yang berhasil menyulap lahan tak produktif menjadi agrowisata.

APRIDISTA SITI RAMDHANI, Talun

BERTEMPAT di Desa Sampiran, Kecamatan Talun, Kabupaten Cirebon. Tepat di belakang Pasar Sampiran, kini sudah bisa terlihat mekarnya bunga matahari di sekeliling lahan tersebut. Tak hanya bunga matahari, berbagai bunga lainnya pun tumbuh mekar nan elok menghiasi lahan seluas satu hektar tersebut.

Beberapa ornamen pendukung pun ditambahkan. Sehingga, sangat cocok untuk berswafoto di lahan tersebut. Tak ayal, sejumlah warga pun mulai memadati lahan tersebut untuk sekadar berfoto dan mempostingnya di akun sosial media mereka.

Koordinator Mampu Aisyiyah Kabupaten Cirebon, Sri Ratna Istiqomah adalah salah seorang di balik terbentuknya lahan yang kini banyak dikunjungi itu. Dia menuturkan, selama enam tahun ke belakang, lahan ini hanyalah tanah tidak produktif. Lalu, selama satu tahun kelompok wanita tanam Aisyiyah ini, mulai mencoba bercocok tanam. Dan hasilnya justru sangat bagus.

\"Kami meminta izin kepala desa setempat dan akhirnya coba kami tanami. Ternyata dalam 1 tahun, hasilnya bagus,\" tuturnya, kemarin.

Meski begitu, karena lahan ini adalah lahan tadah hujan, yang produktifnya hanya empat sampai lima bulan saja. Beberapa bulan lalu, sempat mati kembali karena kemarau. Akhirnya, pada Oktober mulai ditanami bibit bunga matahari yang diberikan Dinas Pertanian. Sekitar 2-3 bulan barulah bunga bisa mekar.

2

Kini, terdapat juga beberapa tanaman lainnya seperti pepaya, padi, kacang, dan timun suri. Setelah tanaman ini mulai mekar dan menjadi daya tarik, para anggota tani ini pun mulai melihat peluang untuk lahan ini bisa menjadi agrowisata.

\"Sebelumnya kami pernah studi banding ke Trenggalek yang memanfaatkan lahan kecil sebagai agrowisata. Kami rasa itu juga bisa diterapkan di sini. Dan akan kami tekuni dengan serius,\" ungkapnya.

Hingga saat ini, pengunjung yang masuk belum dikenai patokan tarif. Melainkan berapa pun biaya yang diberikannya, diterima untuk kebersihan di lingkungan tersebut. Besar harapan, ke depan lahan ini bisa menjadi agrowisata yang besar dan menarik banyak wisatawan.

\"Hingga saat ini pembiayaan masih mandiri dari kami. Kami harap pemerintah bisa juga ikut memantau agrowisata ini,\" tukasnya. (*)

Tags :
Kategori :

Terkait