“Belum terlapor ada virus (di Indonesia) baik di babi juga manusia,” katanya.
Disampaikannya, ada sekitar 7 juta peternakan babi yang tercatat di Kementerian Pertanian. Beberapa peternakan besar tersebar di sekitar enam provinsi. Nusa Tenggara Timur jadi provinsi terbanyak dengan jumlah 2,5 juta ekor babi. Tapi diyakini, jumlah tersebut bisa saja lebih banyak.
“Kita tahu babi dipelihara dan diternakkan oleh masyarakat untuk kebutuhan sehari-hari. Ini mungkin agak sulit untuk mendata berapa jumlah babi yang diternakkan masyarakat,” katanya.
Nadia juga menyampaikan, masyarakat harus menjaga kebersihan ternak babi sebagai upaya pencegahan virus G4.
“Nah, ini yang jadi kewaspadaan kita untuk mencegah adannya kemungkinan penularan atau berkembangnya penularan dari manusia ke manusia,” ungkapnya.
Sebelumnya, Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo saat rapat dengan DPR mengatakan pihaknya telah melakukan uji coba vaksin pencegahan African Swine Fever (ASF) atau virus Demam Babi Afrika.
“Mengenai flu babi, tidak betul kalau dikatakan riset kita enggak jalan. Vaksin-vaksin ini sudah diuji coba di lapangan,” katanya.
Ditambahkan Kepala Balai Besar Veteriner,
kementerian Pertanian Indi Dharmayanti, riset penemuan vaksin tersebut hingga saat ini masih dilakukan antara Balitbangtan dan Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Kementan.
“Kami masih mengerjakan vaksin untuk ASF, bekerja sama dengan Ditjen PKH, karena memang vaksin ini sulit untuk ditumbuhkan di sini, tetapi kita sudah ada arah ke sana. Jadi kita tidak melupakan tupoksi kami,” kata Indi.(gw/fin)