LONDON - Kenaikan suhu global makin mengkhawatirkan dan menjadi sorotan khusus dari World Meteorological Organization (WMO).
Disebutkan, suhu global rata-rata tahunan kemungkinan naik paling tidak 1 derajat celcius di atas tingkat pra-industri (1850-1900), dalam masing-masing lima tahun mendatang (2020-2024).
WMO menilai, peningkatan suhu global tersebut ada peluang bertambah 20 persen atau melebihi 1,5 derajat celcius dalam sebulan atau lebih. Padahal, sejumlah negara di dunia menyetujui target untuk menjaga kenaikan suhu global dunia agar tetap di bawah 1,5 derajat Celcius abad ini. Hal itu diatur dalam Persetujuan Paris pada tahun 2015.
Global Annual to Decadal Climate Update, yang dipimpin oleh Met Office, Inggris, memberikan pandangan iklim untuk lima tahun ke depan, yang diperbarui setiap tahun.
“Studi ini menunjukkan, dengan tingkat keterampilan ilmiah yang tinggi, tantangan besar ke depan dalam memenuhi target Perjanjian Perubahan Iklim Paris untuk menjaga kenaikan suhu global abad ini, jauh di bawah 2 derajat celcius di atas tingkat pra-industri. Dan untuk mengejar upaya membatasi suhu meningkat lebih jauh lagi menjadi 1,5 derajat celcius,\" kata Petteri Taalas, Sekretaris Jenderal WMO, dalam laman resminya.
Kenaikan suhu global jelas akan memengaruhi sebagian besar warga bumi. Menurut WMO, diperkirakan selama lima tahun ke depan akan ada lebih banyak badai di Eropa Barat, akibat kenaikan permukaan laut. Kemudian, temperatur tahunan cenderung paling tidak 1 derajat celcius lebih panas, atau berada dalam kisaran 0,91-1,59° C, dan angka ini kemungkunan bertahan dalam 5 tahun ke depan. Beberapa bagian dunia akan merasakan peningkatan suhu panas lebih dari yang lain. Sebagian akan menimbulkan kekeringan. Pada tahun ini, wilayah kutub utara (Arktik) kemungkinan akan menghangat lebih dari dua kali lipat, rata-rata global. (mg8/jpnn)