Polri Periksa 11 Orang Terkait Rusuh Nabire

Selasa 16-07-2013,10:05 WIB
Reporter : Dedi Darmawan
Editor : Dedi Darmawan

JAKARTA - Pihak kepolisian segera bergerak cepat menangani kerusuhan di GOR Kota Lama Nabire, Papua yang terjadi Minggu malam lalu (14/7). Meski belum ada penetapan tersangka, Kapolri Timur Pradopo menuturkan, pihaknya sudah memeriksa 13 orang saksi terkait kerusuhan usai pertandingan tinju tersebut. \"Kita periksa saksi-saksi. Yang pasti adalah penyelenggara, kemudian yang tahu pasti masalah kejadian. Ada 13 orang,\" papar Timur di Kompleks Istana Kepresidenan, kemarin (15/7). Namun, Timur masih enggan mengungkapkan identitas penyelenggara pertandingan yang berujung pada kerusuhan tersebut. Dia hanya menuturkan agar menunggu hasil pemeriksaan. \"Salah satunya (saksi, red) memang dari penyelenggara. Tunggu saja update-nya. Kita tunggu hasil pemeriksaan,\" jelas Timur. Meski begitu, Timur tidak menampik jika jumlah personel pengamanan kurang memadai. Di antara jumlah penonton yang mencapai 1.500, jumlah personel pengamanan yang terdiri dari TNI dan Polri hanya 250 orang. Timur pun tidak menyangka bakal terjadi kerusuhan di arena pertandingan tinju. Pihaknya berasumsi, penonton pertandingan tinju pada umumnya lebih tertib dibanding penonton pertandingan sepak bola. \"Dari hasil laporan memang penonton kurang lebih 1.500, ya pertandingan tinju kan nggak kayak permainan bola, artinya lebih tertib. Sehingga pengamanan yang kurang lebih sekitar 250, itu fakta di lapangan,\" urainya. Karena itu, Timur menekankan, di samping melakukan pemeriksaan terhadap sejumlah saksi, pihaknya juga akan melakukan evaluasi lebih mendalam terkait pengamanan. \"Tentunya kita lakukan langkah-langkah audit, pemeriksaan lebih dalam,\" tegasnya. Sementara untuk langkah pengamanan pasca kerusuhan, Timur memaparkan pihak kepolisian telah melakukan sejumlah langkah antisipatif. Di antaranya, dengan menambah jumlah personil pengamanan untuk kondisi keamanan Nabire. \"Hari ini (kemarin, red), Kapolda Papua sudah ada di lokasi dari Jayapura. Kemudian juga ada bantuan tambahan pengamanan. Sebanyak 300 dari TNI dan 300 dari Brimob Polda Papua. Sejak jam 12 malam, kondisi terakhir bisa dikendalikan,\" imbuh dia. Seperti diketahui, kerusuhan antarsuporter tersebut terjadi sekira pukul 23.00 WIT setelah pertandingan tinju antara Yulius Pigome dari Sasana Mawa dan Alvius Rumaropen dari sasana Persada usai. Pendukung Yulius Pigome dari sasana Mawa yang kalah angka dalam pertandingan itu kemudian mengamuk di dalam GOR yang berisi 1.500 penonton. Penonton saling dorong dan saling menginjak sehingga jatuh korban. Menurut Kapolri, juga berkaitan dengan hadiah pemenang pertandingan tinju tersebut. \"Itu ada kelompok penonton yang menjadi suporter tidak terima dengan beberapa keputusan wasit kaitan dengan pemenang dan hadiah. Sehingga timbul hal-hal yang merupakan penganiayaan dan perusakan, sehingga di gedung tadi yang memang pintunya hanya dua, kemudian desak-desakan, sehingga menimbulkan ada yang terinjak. Korban meninggal 18 orang, lainnya luka-luka,\" ungkap Timur. Secara terpisah, Indonesia Police Watch (IPW) menyayangkan keributan yang terjadi di dalam pertandingan tinju Bupati Nabire Cup yang berlangsung di Gedung Olahraga (GOR) Kota Lama Nabire. \"Ini diduga akibat kecerobohan panitia dan lemahnya aparat keamanan mengantisipasi situasi, akhirnya event olahraga tersebut berubah menjadi kerusuhan,\" ujar Ketua Presidium IPW, Neta S Pane di Jakarta kemarin. Ironisnya menurut Neta, Polri hanya berbuat setelah insiden terjadi. \"Polisi sudah memberi izin pada event pertandingan tinju tersebut sehingga apa pun yang terjadi di dalam event itu polisi harus bertanggung jawab,\" katanya. Jika polisi melakukan deteksi dini, aparat kepolisian di lapangan tentu bisa segera melakukan antisipasi maksimal, misalnya menghentikan pertandingan dan membubarkan massa. \"Secara internal, harus ada pemeriksaan pada pejabat Polri yang bertanggung jawab saat itu,\" katanya. MENPORA SEBUT KEGIATAN TIDAK BERIZIN Sementara, tragedi berdarah di Nabire langsung disikapi Menteri Pemuda dan Olahraga Roy Suryo kemarin (15/7). Menteri asal Partai Demokrat itu menggelar konferensi pers khusus untuk menyikapi kasus tersebut. Dia akan mengucurkan dana kemanusiaan untuk para korban meninggal dan terluka. \"Kami turut berduka. Kami menyesalkan kejadian ini terjadi. Kami bersedih. Santunan kemanusiaan akan kami berikan. Saat ini sedang dirapatkan berapa jumlahnya,\" kata Roy di kantor Kemenpora. Roy mengatakan, Kemenpora akan mengirim utusan ke Nabire. Mereka akan khusus datang untuk menyerahkan sumbangan kepada para keluarga korban. Dia menegaskan bahwa perwakilan Kemenpora itu tidak datang untuk menginvestigasi asal muasal tragedi kelam olahraga Indonesia itu. \"Kami serahkan sepenuhnya kepada Kapolda Papua Irjen Pol Tito Karnavian. Apakah kerusuhan ini karena hasil pertandingan atau sudah ada prakondisi sebelumnya. Kami tidak akan intervensi,\" ungkapnya. Menteri bergelar Kanjeng Raden Mas Tumenggung tersebut mengaku terus memonitor kasus tersebut melalui Tito Karnavian. Berdasarkan komunikasi dengan mantan Kadensus 88 Mabes Polri itu, Roy menemukan fakta bahwa Gedung Olahraga (GOR) Kota Lama Nabire digunakan melebihi kapasitasnya. \"Kapasitas GOR hanya 800-900 orang tapi terisi 1.500 orang. Di dalam gedung juga hanya ada satu atau maksimal dua pintu yang terbuka dari lima pintu yang ada,\" katanya. Karena itu, utusan Kemenpora yang turun ke Nabire akan mengonfirmasi info tersebut ke penyelenggara. Apalagi Roy mendapat informasi bahwa penyelenggara event tersebut tidak mengantongi izin dari induk olahraga tinju Tanah Air yakni Pengurus Pusat Persatuan Tinju Amatir Indonesia (PP Pertina). Padahal, kata dia, Pasal 51 ayat 2 Undang-Undang Sistem Keolahragaan Nasional Nomor 3 Tahun 2005 menyebutkan bahwa penyelenggara kejuaraan olahraga yang mendatangkan massa wajib mendapat rekomendasi dari induk organisasi. \"Persoalan perizinan ini harus diusut,\" tegasnya. Roy menegaskan bahwa kasus Nabire tidak boleh terjadi lagi. Dia akan segera menyosialisasikan peraturan menteri tentang standar nasional arena olahraga yang baru rampung Maret lalu. Permen tersebut saat ini masih belum bernomor. Rencananya, dia akan mengumumkan ke para pengurus olahraga setelah Hari Raya Idul Fitri. Permen tersebut, kata Roy, memuat semua syarat dan ketentuan yang harus dipenuhi di dalam arena olahraga, termasuk GOR yang digunakan untuk olahraga tinju. Aturan tersebut membahas mulai pengaturan arus penonton, fasilitas minimal, kapasitas arena, hingga pengamanan. \"Peraturan ini akan berdampak besar karena banyak arena olahraga yang tidak standar. Kami akan mengatur bagaimana standar tetap dipenuhi tapi pembinaan olahraga bisa terus berjalan,\" katanya. Di bagian lain, PP Pertina menegaskan bahwa tidak ada yang salah pada penyelenggara pertandingan tinju yang menewaskan 18 orang tersebut. Dia mengakui tinju merupakan olahraga paling populer di wilayah tersebut. Bahkan ibu-ibu dan anak-anak pun banyak yang ikut menonton di GOR. Berbeda dengan Roy, induk organisasi tinju nasional itu mengatakan bahwa penyelenggara memang tidak diwajibkan melapor ke PP Pertina. Sebab, itu adalah kejuaraan antarsasana di Kabupaten tersebut. Pengurus pusat baru diharuskan memberi rekomendasi jika kejuaraan merupakan turnamen terbuka yang bisa diikuti petinju dari luar negeri. Untuk kegiatan di wilayah Kabupaten Nabire, menurut dia, cukup di level Pengcab Pertina Nabire. \"Kami baru ikut terlibat untuk mendata berapa banyak petinju dan ranking mereka,\" katanya. Reza menegaskan bahwa penyelenggara menggelar event tersebut sudah sesuai prosedur tetap. Buktinya, dia mengklaim tidak ada protes terhadap wasit, manajer, petinju, dan panitia penyelenggara. \"Tidak ada pengurus pertandingan yang lecet sedikit pun. Dalam pertandingan juga tidak ada kontroversi,\" katanya. Reza mengungkapkan bahwa tragedi tinju berdarah tersebut menjadi pembelajaran yang sangat berharga. Sebab, ini adalah kali pertama terjadi kerusuhan di kejuaraan tinju. Selama ini pertandingan tinju tidak pernah berujung pada bentrok. \"Kecuali ada yang kecewa karena jagoannya kalah. Itu biasa,\" katanya. PP Pertina akan menindaklanjuti kasus tersebut dengan menurunkan tim ke Nabire. Mereka melakukan penyelidikan terkait apakah ada kesalahan prosedur yang dilakukan panitia setempat. Pihaknya juga akan mengucurkan santunan namun jumlahnya belum bisa disebutkan. \"Apa yang saya sampaikan masih kesimpulan sementara. Setelah tim datang ke Nabire, kita akan tahu semuanya,\" katanya. (ken/aga)

Tags :
Kategori :

Terkait