ISTANBUL - Sedikitnya delapan pemuda asal Indonesia dinyatakan turut terlibat dalam penemuan cadangan energi terbesar dalam sejarah Turki. Ke delapan pemuda tersebut berlayar pada 29 Mei 2020 lalu dari Istanbul.
Melalui keterangan resmi KJRI di Istanbul, Rabu (26/8) mengatakan, bahwa kapal Pengebor Fatih merupakan kapal pengebor nasional Turki yang juga mempekerjakan tenaga ahli dari berbagai negara sahabat, salah satunya Indonesia.
\"Tak banyak yang berpengalaman di bidang wireline drilling, itulah kenapa kami dipekerjakan di sini dan melatih tenaga lokal,\" kata Beni Kusuma Atmaja (30 tahun), alumni Teknik Fisika ITB.
KJRI menjelaskan, Beni merupakan seorang insinyur dalam wireline drilling, teknik pengeboran ultra-dalam yang efisien dalam ekstraksi dari massa bebatuan dan penemuan migas.
\"Beni tidak sendiri, putera Indonesia lain dalam misi penemuan sumber cadangan gas Turki di antaranya Randyka Komala, Bahriansyah Hutabarat, Rifani Hakim, Dian Suluh Priambodo, Hardiyan, Indra Ari Wibowo, dan Ravi Mudiatmoko,\" tuturnya.
\"Mereka semua adalah tenaga ahli pengeboran Indonesia yang bekerja di Turkiye Petrolery Offshore Technology Center, anak perusahaan Turkiye Petroleri. Itu adalah perusahaan minyak pertama dan pemain penting dalam perekonomian Turki,\" imbuhnya.
Sementara itu, Konsul Jenderal RI Istanbul Imam As’ari mengapresiasi para pemuda WNI yang turut serta. \"Kontribusi delapan pemuda Indonesia ini tentunya patut diapresiasi dan menjadi contoh bagi anak muda Indonesia untuk terus berprestasi dan menuntut ilmu setinggi-tingginya,\" ujar As’ari.
\"Sudah menjadi komitmen KJRI Istanbul untuk mendorong peningkatan jumlah tenaga kerja sektor formal dan kemampuan pekerja Indonesia di Turki,\" lanjutnya.
Menurut Imam, masuknya ke delapan pemuda Indonesia membuktikan Indonesia mampu bersaing di pasar tenaga kerja teknologi tinggi di dunia.
\"Ke depan, diharapkan semakin banyak Pemuda Indonesia yang mampu berkontribusi positif bagi perkembangan Indonesia dan dunia internasional,\" pungkasnya.
Dapat disampaikan, Presiden Recep Tayyip Erdogan pada 21 Agustus lalu mengumumkan penemuan cadangan gas terbesar sepanjang sejarah Turki di Laut Hitam sebesar 320 miliar meter kubik di sumur Tuna-1 sekitar 100 mil laut di pantai utara Turki.
Cadangan gas alam di sumur Tuna-1 yang kemudian diberi nama Ladang Gas Sakarya sesuai nama Provinsi Turki di dekat lokasi penemuan tersebut, diharapkan dapat beroperasi dan siap digunakan untuk kebutuhan publik pada 2023. Tahun tersebut bersamaan dengan hari jadi Republik Turki ke-100.
Presiden Erdogan menyebut, temuan itu sebagai salah satu capaian terbesar di tengah upaya Turki mengurangi ketergantungan energi dari negara lain. Selain itu cadangan gas di Laut Hitam akan menjadikan Turki sebagai salah satu eksportir energi dunia. (der/fin)