Pemondokan Terjauh 2,5 KM dari Masjidilharam

Rabu 17-07-2013,09:34 WIB
Reporter : Dedi Darmawan
Editor : Dedi Darmawan

JAKARTA - Kementerian Agama (Kemenag) memiliki tugas tambahan jelang musim haji 2013 dimulai. Yakni merombak hampir seluruh rencana penentuan pemondokan. Upaya ini dilakukan karena imbas dari pemangkasan kuota haji sebesar 20 persen. Direktur Pelayanan Haji (Diryanhaj) Sri Ilham Lubis mengatakan, meskipun ada perombakan ulang untuk urusan pemondokan haji ini, target jarak terjauh dari Masjidilharam tetap saja. \"Kita tetap berupaya untuk mempertahankan jarak pemondokan terjauh yakni 2.500 meter dari Masjidilharam. Sama seperti tahun lalu,\" kata dia, kemarin. Sri Ilham menjelaskan dirinya belum bisa menjabarkan rincian titik-titik pemondokan yang baru. Sebab konfigurasi pemondokan yang baru setelah ada kebijakan pemangkasan kuota haji sampai sekarang masih disusun. Dia mengatakan kepastian sebaran pemondokan ini dikeluarkan menjelang qur\"ah (pengundian) maktab lokasi pemondokan berdasarkan kloter jamaah haji. Meskipun dalam satu embarkasi, tetapi ada peluang perbedaan pemondokan. Sri Ilham juga belum bisa menjelaskan tentang kebutuhan gedung atau pemondokan untuk jamaah haji. Yang jelas kebutuhan pemondokan ini berkurang, karena jumlah jamaah haji Indonesia juga susut. Kuota tetap jamaah reguler Indonesia dipatok 194 ribu orang, tetapi dikepras menjadi 155.200 jamaah. Dalam skenario awal, ketika belum ada kebijakan pemangkasan kuota haji, Sri Ilham menuturkan jumlah pemondokan dengan jarak 0-2.000 meter dari Masjidilharam berjumlah 133 unit rumah dengan kapasitas 129.837 orang (64,82 %). Lalu pemondokan dengan jarak lebih dari 2.000 meter dari Masjidilharam sebanyak 87 unit rumah dengan kapasitas sekitar 67 ribu orang (33,94 %). Pengalaman tahun lalu, jarak pemondokan tidak menimbulkan kendala berarti. Termasuk bagi yang menghuni pemondokan berjarak lebih dari 2.000 meter dari Masjidilharam. Meskipun begitu, Kemenag tetap meminta para jamaah untuk menjaga kesehatan. Khususnya ketersediaan air minum selama menjalani aktivitas di luar pemondokan. Bagi sebagian besar warga Indonesia, suhu di Arab Saudi memang terasa panas. Sebab rata-rata suhu bisa berkisar 43-48 derajat celcius. Khusus selama Ramadan ini, suhu di Arab Saudi terpaku di 43 derajat celcius. Untuk perbandingan saja, versi BMKG rata-rata suhu di Surabaya adalah 23-32 derajat celcius. Lalu di Jakarta suhu rata-rata berkisar antara 23-31 derajat celcius. Sri Ilham menjelaskan bagi jamaah haji manula harus terus membawa air minum dalam botol selama beraktifitas di luar pemondokan. Termasuk bagi jamaah haji lainnya yang masuk kategori resiko tinggi karena mengindap penyakit kronis tertentu. Sebab resiko dehidrasi bisa memperburuh kondisi jamaah haji. (wan)

Tags :
Kategori :

Terkait