Ok
Daya Motor

Pelaku Pariwisata: Study Tour Ada Dalam Kurikulum Merdeka

Pelaku Pariwisata: Study Tour Ada Dalam Kurikulum Merdeka

Wakil Ketua GAPITT Ciayumajakuning menyebutkan jika kegiatan study tour ada dalam Kurikulum Merdeka.--radarcirebon.com

CIREBON, RADARCIREBON.COM - Kebijakan larangan study tour oleh Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menjadi pukulan berat bagi pelaku usaha di bidang pariwisata.

Akibat kebijakan tersebut, sejumlah biro perjalanan, tour and travel dan pelaku usaha di bidang pariwisata lainnya, mengaku kehilangan omzet.

Para pelaku pariwisata menilai, biaya study tour yang disebut memberatkan orang tua siswa, menjadi alasan Gubernur Jawa Barat yang akrab disapa Kang Dedi Mulyadi (KDM), mengeluarkan kebijakan tersebut.

Padahal menurut para pelaku pariwisata, study tour merupakan salah satu kegiatan di luar sekolah yang masuk dalam Kurikulum Merdeka

Hal tersebut diungkapkan Wakil Ketua Gabungan Pengusaha Industri Tour dan Travel (GAPITT) Ciayumajakuning, Nana Yohana kepada radarcirebon.com.

BACA JUGA:GAPITT Ciayumajakuning Gerilya Lawan Larangan Study Tour KDM, Minta Bupati Terbitkan Surat Edaran

Menurut Wakil Ketua GAPITT Ciayumajakuning, study tour adalah kegiatan sekolah yang didasari oleh Kurikulum Merdeka yang secara otomatis ada dalam kurikulum pendidikan nasional.

"Walaupun secara implisit tidak disebutkan," jelas Nana lewat sambungan telepon, Sabtu 9 Agustus 2025.

Dijelaskan Nana, landasan study tour merupakan bagian dari kurikulum, juga berdasarkan dari Peraturan Pemerintah (PP) tentang kegiatan sekolah yang harus menyenangkan dan inovatif.

"Menurut PP No 19 tahun 2015, disebutkan bahwa pembelajaran itu harus inspiratif, implementatif, inovatif, partisipatif, adaptif dan menantang," ucap Nana.

Tidak hanya itu, sambung Nana, study toour yang kini dilarang oleh Gubernur Jawa Barat, juga masuk dalam program Kokuriler.

BACA JUGA:Larangan Study Tour Gubernur KDM Tidak Selamanya Buruk, Ada Peluang Baru Wisata di Cirebon

Sebagai informasi, Kokurikuler merupakan kegiatan pendukung pembelajaran intrakurkuleler bersifat penguatan materi atau pengayaan. Umumnya berupa penugasan atau proyek yang masih berkaitan dengan pelajaran.

Contoh dari Kokurikuler adalah: field study (Studi lapangan), outbound, bakti sosial, study tour, pembuatan karya tulis, diskusi kelas, prosentasi siswa, dan proyek karya siswa.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait