Ok
Daya Motor

UNU Gelar Kuliah Umum Terbatas

UNU Gelar Kuliah Umum Terbatas

BAHAS PANGAN: Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Cirebon menggelar kuliah umum terbatas pada Rabu (23/7).-Abdullah-radarcirebon

CIREBON, RADARCIREBON.COM  - Untuk memberikan pemahaman mengenai ketahanan dan kemandirian pangan nasional, Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Cirebon menggelar kuliah umum terbatas pada Rabu (23/7).

Kegiatan ini menghadirkan Deputi Bidang Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan Badan Pangan Nasional, Dr Andriko Noto Susanto; Ketua Pembina Yayasan Cahaya Putra Bangsa, Dr H Eman Suryaman MM. serta Rektor UNU Cirebon, Prof Dr H Farihin Nur MPd.

Kuliah umum yang mengangkat tema “Membangun Kemandirian Pangan Nasional Berbasis Potensi Sumber Daya Lokal” ini diselenggarakan di Kampus UNU Cirebon.

Dalam paparannya, Dr Andriko Noto Susanto menjelaskan bahwa pemerintah saat ini tengah mencanangkan pembangunan kemandirian pangan berbasis potensi lokal. Presiden Prabowo Subianto menargetkan tercapainya swasembada pangan nasional.

BACA JUGA:12 Ribu PBI JKN Dinonaktifkan, Komisi III DPRD Minta Dinsos Perbarui Data untuk Reaktivasi

“Kita ingin mewujudkan swasembada secara menyeluruh, mulai dari beras, telur, jagung, daging, hingga bahan pangan lainnya, dengan menggerakkan potensi sumber daya lokal,” ujar Andriko.

Ia menekankan bahwa sumber daya lokal harus menjadi kekuatan utama dalam membangun ketahanan pangan nasional.

Sebagai negara agraris, Indonesia harus mengurangi ketergantungan terhadap impor dan memperkuat produksi dalam negeri.

“Kita harus melakukan efisiensi, namun juga meningkatkan produksi dalam negeri. Menteri Pertanian sudah mulai melakukan langkah-langkah ke arah itu,” tambahnya.

BACA JUGA:Gaji Melalui BRI, Hidup Lebih Mudah: Kisah Nurul Aina, Nasabah Bank Rakyat Indonesia

Andriko optimistis bahwa pada tahun 2025 Indonesia tidak lagi mengimpor beras dan jagung, bahkan berpotensi mengekspor bahan pangan ke luar negeri.

Dalam konteks penganekaragaman pangan, ia menjelaskan bahwa bahan pangan pokok tidak hanya terbatas pada beras.

Ada juga sorgum dan gandum yang bisa dikembangkan. Mengingat banyaknya lahan sawah yang mengalami alih fungsi, diversifikasi sumber pangan menjadi sangat penting.

“Masalahnya saat ini harga tepung dari pangan lokal seperti sorgum masih lebih mahal dibandingkan terigu. Ini menjadi pekerjaan rumah kita bersama,” katanya.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: