Tradisi Rebo Wekasan di Keraton Kasepuhan Cirebon, Uang Curak Jadi Jimat

RADARCIREBON.COM – Hari Rabu terakhir di bulan Safar dalam kalender Hijriyah dipercaya sebagai momentum yang baik untuk meraih keberkahan sekaligus tolak bala. 

Umat Islam, khususnya di tanah Jawa, menamai hari keramat tersebut dengan sebutan Rebo Wekasan.

Masyarakat Cirebon menjadikan Rebo Wekasan sebagai hari istimewa. Mereka meyakini Rebo Wekasan adalah momen yang baik untuk bersedekah. 

Uniknya, sedekah dilakukan dengan cara sawer uang koin maupun kertas atau yang dikenal dengan curak.

BACA JUGA:Mafia Tanah Diduga Perjualbelikan Lahan Keraton di Desa Jatimerta

BACA JUGA:3 Hari Familiarization Trip Digelar di Keraton Kacirebonan, Eksplor Potensi Wisata

Salah satu yang masih melestarikan saweran atau curak di momen Rebo Wekasan adalah keluarga Keraton Kasepuhan Cirebon.

Tepat pada Rebo Wekasan tahun 1447 Hijriyah atau Rabu (20/8/2025) Keluarga Keraton Kasepuhan menggelar tradisi curak sedekah atau tawurji di halaman depan utama Keraton Kasepuhan.

Pantauan Radarcirebon.com, Ratusan warga sudah berkumpul sejak Rabu siang di halaman Keraton Kasepuhan menunggu tradisi tersebut. 

Masyarakat saling berebut uang kertas, koin dan permen ketika Patih Sepuh Keraton Kasepuhan Pangeran Raja Goemelar Soeryadiningrat beserta keluarga besar Keraton Kasepuhan memulai melempar uang curak.

BACA JUGA:Muludan di Cirebon, Pedagang dan Wahana Mainan Sudah Padati Area Keraton Kasepuhan

BACA JUGA:Keraton Kacirebonan Gelar Pusaka Kulonan Jabar Istimewa, Pamerkan Ribuan Keris Nusantara

Saling dorong dan saling desak terjadi ketika mereka berebut uang curak. Meski demikian, tidak terjadi kericuhan. Tradisi sawer ini berjalan lancar. 

"Alhamdulillah cuma dapat Rp5 ribu. Bagai saja enggak masalah saling dorong dan desak-desakan karena ini sudah tradisi. Uang hasil curak ini saya pake buat jajan sisanya buat jimat," ujar Jana warga Pulasaren Kota Cirebon yang ikut tradisi curak kepada Radarcirebon.com.

Sumber: