Ok
Daya Motor

SPPG Harjamukti Tidak Menutup Mata Atas Keluhan Warga

SPPG Harjamukti Tidak Menutup Mata Atas Keluhan Warga

relawan SPPG Harjamukti terlihat memisahkan sisa makanan ke tempat khusus, sehingga limbah makanan tidak asal dibuang, akan tetapi ditempatkan wadah khusus sehingga tidak mencemari lingkungan sekitar.-Abdullah-radarcirebon

CIREBON, RADARCIREBON.COM - Pengelola Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Harjamukti   buka suara terkait tuduhan pencemaran lingkungan yang dikeluhkan warga RW 12 Kelurahan Larangan, Kecamatan Harjamukti, Kota Cirebon.

Ketua Yayasan Pasarean Buyut Kilayaman, Romy Arief Hidajat menegaskan, bahwa permasalahan bau dan aliran air ke drainase warga bukan sepenuhnya berasal dari dapur MBG.

Menurut Rommy, hal itu dipicu sumbatan lama yang terbawa saat perbaikan jalur air.

“Ya kami (pengelola MBG Harjamukti) memberikan klarifikasi. Intinya, kami tidak menutup mata atas keluhan warga." Ujar Rommy.

BACA JUGA:Persoalan Bau Menyengat, Inilah Klarifikasi dari Pengelola SPPG Harjamukti Kota Cirebon

Rommy kepada awak media mengakui sempat ada bau karena sedimen lama keangkat saat kami benahi saluran, tapi itu bukan murni dari limbah kami.

Dirinya menegaskan, SPPG Harjamukti sejak awal beroperasi sudah menggunakan sistem pengelolaan limbah dengan saringan dan pembersihan rutin setiap hari.

Oleh karenanya, Yang dikeluarkan dari kita itu air, karena makanan sudah dipisahkan ke sampah dan peralatan dibersihkan dengan water heater agar lemaknya terurai.

"Jadi setiap hari ada petugas yang mengangkat saringan, tidak boleh mengendap sesuai aturan BGN,” tandasnya.

BACA JUGA:SPPG Bayalangu Kidul Take Over MBG Kecamatan Arjawinangun Kabupaten Cirebon

Romy mengakui sempat ada kendala pada hari-hari pertama operasional saat volume produksi meningkat. Hal itu menyebabkan aliran air meluber ke belakang rumah warga.
Awalnya aliran air diarahkan ke Jalan Rajawali Raya, tapi karena saluran di sana mampet dan jadi banjir, akhirnya lari ke belakang. Itu juga sudah kami bersihkan sampai ke depan.

Disinggung Terkait izin dan komunikasi dengan warga, Romy menegaskan pihaknya tidak abai. Dirinyamengklaim sudah menyampaikan rencana pendirian dapur MBG kepada lurah dan RT setempat.

“Saya warga sini sejak tahun 1979, jadi tidak mungkin bikin dapur MBG tanpa kontribusi ke masyarakat." Terangnya

Hanya saja, lanjut Rommy, memang juknis dari BGN di awal belum mewajibkan izin lingkungan RT/RW, baru sekarang ada penyesuaian termasuk kerja sama dengan DLH.
“Baru sekarang dari BGN membuat regulasi untuk kerjasama dengan dinas lingkungan hidup, dan kami  langsung koordinasi dengan DLH,” kata Rommy.

BACA JUGA:Danramil Harjamukti Bersama Forkopimcam Tinjau Dapur Sehat SPPG Program MBG di Kecamatan Harjamukti

Romy menambahkan, pihaknya siap melakukan perbaikan agar dapur MBG tidak lagi menimbulkan ketidaknyamanan bagi warga.

“Kami mohon pengertian, kami tidak tinggal diam. Kalau ada yang perlu diperbaiki, pasti kami benahi sesuai aturan BGN." Tegasnya.

Soal limbah itu ada, tapi bisa dicek sekarang aliran airnya, jernih, bahkan masih ada jentik dan ikan, kata Rommy.

Sekadar diketahui, puluhan warga RW 12 Kelurahan Larangan, Kecamatan Harjamukti, Kota Cirebon akhir pekan kemarin melakukan protes terkait dugaan pencemaran lingkungan oleh dapur MBG Harjamukti.

BACA JUGA:SPPG Kejaksan Resmi Dilaunching

Ketua RW 12 Larangan, Nazar, mengatakan sejak hari kedua operasional pada Agustus 2025, warga sudah mencium bau menyengat dari saluran drainase.

"Awalnya hanya di wilayah SPPG, tapi kemudian menyebar sampai RT 01 hingga RT 05. Limbah yang keluar warnanya putih dan berbau tajam,” ujarnya.

Selain pencemaran drainase, warga juga memprotes penumpukan sampah di fasilitas umum.

Mereka memberi tenggat waktu dua minggu kepada pengelola untuk memperbaiki kondisi tersebut. (Abd)

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: