Menikmati Tahu Gejrot Uti, Cita Rasa Khas Cirebon yang Naik Kelas
Menikmati Tahu Gejrot Uti, Cita Rasa Khas Cirebon yang Naik Kelas-Dedi Haryadi-radarcirebon
CIREBON, RADARCIREBON.COM – Tahu Gejrot, kuliner khas Kota Cirebon yang selama ini identik dengan jajanan kaki lima, kini semakin naik kelas. Makanan legendaris ini tidak hanya mudah ditemui di sudut-sudut kota, tetapi juga telah hadir di pusat perbelanjaan modern, salah satunya di Yogya Grand Cirebon.
Salah satu yang menarik perhatian pecinta kuliner adalah Tahu Gejrot Uti yang berlokasi di Foodlife Lantai 2 Yogya Rasa, Jalan Karanggetas Nomor 64, Kota Cirebon. Tahu gejrot ini menawarkan sensasi rasa yang berbeda dan kerap menjadi pilihan pengunjung yang ingin menikmati cita rasa tradisional di tempat yang nyaman.
Tahu Gejrot sendiri merupakan sajian sederhana berupa tahu goreng yang dipotong kecil-kecil, lalu disiram kuah khas dengan perpaduan rasa manis, pedas, dan asam. Kuahnya dibuat dari campuran gula merah, asam jawa, bawang putih, bawang merah, serta cabai rawit yang diulek kasar, menghasilkan rasa kuat dan menggigit di lidah.
Keunikan Tahu Gejrot Uti terletak pada racikan bumbunya yang lebih berani, terutama penggunaan bawang yang melimpah. Tingkat kepedasan pun bisa disesuaikan dengan selera pengunjung. “Rasanya beda dari tahu gejrot yang lain, bawangnya banyak dan pedasnya bisa request. Ini saja rasanya sampai pengin nambah,” ujar Ani, salah satu pengunjung.
BACA JUGA:Besok! Bergerak Sehat, 2 Umrah Menanti: Senam Masal HUT Ke-26 Radar Cirebon Bersama Dahlan Iskan
Dari sisi harga, Tahu Gejrot Uti tergolong ramah di kantong. Satu porsi dibanderol Rp15.000, sementara paket hemat enam porsi ditawarkan seharga Rp55.000. Selain terjangkau, suasana tempat makan yang bersih dan nyaman menjadi nilai tambah tersendiri bagi pengunjung mall. “Harganya pas, tempatnya juga enak buat makan,” tambah Rudi.
Di balik kelezatannya, Tahu Gejrot menyimpan sejarah panjang sebagai bagian dari budaya kuliner rakyat Cirebon. Makanan ini telah dikenal sejak era 1950-an dan lahir dari kreativitas para pedagang kecil yang memanfaatkan tahu sisa dari industri tahu lokal agar tidak terbuang.
Nama “Gejrot” berasal dari suara khas saat kuah dituangkan dari botol kaca bekas kecap atau cuka ke atas potongan tahu. Bunyi “gejrot-gejrot” itulah yang kemudian melekat dan menjadi identitas kuliner ini hingga sekarang.
Pada awalnya, Tahu Gejrot dijajakan oleh pedagang keliling di kawasan kota tua Cirebon dengan pikulan sederhana. Mereka membawa piring tanah liat, botol kuah, serta tahu goreng yang siap disajikan kapan saja. Seiring waktu, popularitasnya meluas ke berbagai daerah di Indonesia dan bahkan masuk ke restoran hingga festival kuliner.
BACA JUGA:Ketahanan Keluarga Era Digital Jadi Sorotan Puncak HKG PKK ke-53 Kota Cirebon
Hingga kini, Tahu Gejrot tetap bertahan dan dicintai lintas generasi karena kesederhanaan rasanya yang kaya bumbu, mudah ditemukan, serta harganya yang terjangkau. Kehadirannya di pusat perbelanjaan modern menjadi bukti bahwa kuliner rakyat mampu beradaptasi dengan zaman tanpa kehilangan identitas.
Dari jalanan Kota Cirebon hingga pusat kuliner modern, Tahu Gejrot terus hidup sebagai simbol kebanggaan daerah dengan rasa dan cerita yang tak lekang oleh waktu.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:


