Zhong vs Zong

Zhong vs Zong

Mr Zong punya merek \"Wahaha\".

Persaingan Nongfu lawan Wahaha adalah persaingan bisnis yang sempurna. Sama-sama jualan air, sama-sama dari kota Hangzhou, sama-sama ingin menguasai pasar seluruh negara.

Awalnya Wahaha yang unggul. Nama Wahaha itu diambil dari suara bayi tertawa setelah hausnya hilang karena mendapat susu ibu.

Wahaha juga sangat terkenal karena terbuka untuk menjalin joint venture dengan Danone Prancis. Lalu lebih terkenal lagi karena, setelah itu, bertengkar hebat dengan Danone. Sampai gugat-menggugat di pengadilan. Bertahun-tahun.

Energi untuk bertengkar itu luar biasa borosnya. Apalagi muncul pesaing baru di kota itu: Nongfu. Yang semula dikenal sebagai perusahaan farmasi.

Nongfu pun menjual latar belakangnya itu untuk promosi mengalahkan dominasi Wahaha: menjual air minum yang sehat.

Sedang Wahaha itu awalnya perusahaan daerah yang nyaris bangkrut. Lalu diswastakan. Mr Zong mengelolanya dengan hebat. Menjadi perusahaan sangat besar. Kisah menjadi besarnya Wahaha juga melegenda. Terutama karena Mr Zong orang yang amat sederhana. Pun setelah menjadi bos besar. Ia tetap pakai pakaian dan mobil murah. Dan yang terkenal adalah janjinya pada diri sendiri: hanya akan belanja maksimum 20 dolar sehari.

Belakangan Mr Zong merasa lelah bertengkar dengan Danone. Kedua belah pihak memilih menyelesaikan perselisihan itu dengan damai.

Tapi Nongfu sudah telanjur besar. Setidaknya sama besar dengan Wahaha.

Maka terjadilah pertempuran marketing terhebat dalam sejarah bisnis air minum di Tiongkok. Beruang iklannya besar-besaran. Terus menerus.

Nongfu sampai menyediakan alat-alat test mutu air di mal-mal. Silakan konsumen mengetes sendiri di situ secara langsung. Konsumen diminta membandingkan sendiri dengan air minum kemasan lainnya.

Terjadilah perang promosi yang mendidik. Yakni di bidang ukuran sehat tidaknya air minum. Termasuk kadar mineral seperti apa yang sehat.

Wahaha lantas mengumumkan akan mencari sumber air yang paling sehat: dari puncak pegunungan Himalaya. Dari Tibet. Dari salju yang dicairkan.

Ternyata gagal. Mahal sekali. Terutama ongkos angkutnya.

Dan lagi, setelah dites ternyata mengandung terlalu banyak zat besi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: