Istana Anggap Enteng

Istana Anggap Enteng

JAKARTA - Isu demo besar memperingati satu tahun pemerintahan SBY Boediono direspon santai pihak Istana. Pemerintah yakin, demo itu tidak akan mempengaruhi kinerja. Presiden SBY juga tetap akan berkantor di Istana pada Rabu besok (20/10). SBY hari ini dijadwalkan akan berangkat ke Makassar, untuk membuka rapat kerja kepala daerah se-Indonesia. Presiden direncanakan tidak menginap, dan langsung kembali ke Jakarta hari ini juga. Sehingga tepat pada 20 Oktober, presiden direncanakan berada di Jakarta. Sedangkan Wapres Boediono kemarin berangkat ke Tiongkok, untuk menghadiri perayaan 60 tahun hubungan diplomatik Indonesia-Tiongkok. Juru Bicara Presiden Julian Aldrin Pasha menegaskan persiapan yang dilakukan Istana menyambut demo sama sekali tidak ada. “Kita percayakan saja pada sistem yang sudah berjalan,” katanya. Julian juga enggan menanggapi potensi kerusuhan dan tindakan anarkis yang mungkin muncul. “Silakan konfirmasi ke kepolisian saja,” kata mantan wakil dekan FISIP UI itu. Di bagian lain, Mabes Polri memberikan batas waktu (deadline) untuk para pengunjukrasa yang ingin menyalurkan aspirasi dalam peringatan setahun pemerintahan SBY-Boediono untuk melayangkan pemberitahuan hingga hari ini. “Izin kita tunggu sampai besok (hari ini),” ujar Kadiv Humas Polri Irjen (pol) Iskandar Hasan kemarin. Jika para pengunjukrasa itu berlaku anarkis, tindakan tegas telah disiapkan. Terlebih, tambah Iskandar, jika aksi tersebut mengarah pada upaya kudeta kepada pemerintah seperti banyak diisukan. “Tidak segampang itu menggulingkan pemerintah yang sah. Negara kita negara hukum ada prosesnya. Tapi kalau semua itu dilakukan dengan anarkis kita terapkan protap nomor satu.” Jadi tegas protap nomor satu akan kita mainkan kalau anarkis,” imbuhnya. Protap nomer satu ini sendiri merupakan prosedur tetap polri untuk mengakhiri aksi masa yang berlangsung anarkis. Termasuk di dalamnya upaya pembubaran dengan paksa dan penggunaan senjata api. Di Gedung DPR, Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Sutarman mengatakan, Polda akan menurunkan dua pertiga kekuatan personel. Dari 30 ribu personel, akan diturunkan sekitar 19 ribu. Sutarman mengimbau agar pengunjuk rasa tertib dan tidak anarkis. “Sampaikan pendapat sebaik-baiknya, pasti akan didengar oleh siapapun yang akan diunjuk rasa,” kata Sutarman. Ia mengatakan, setiap upaya menyatakan pendapat telah dilindungi undang-undang. “Sehingga Polri harus melindungi, bukan menghadang,” kata Sutarman. Sejumlah ruas jalan yang menjadi pintu masuk ke DKI Jakarta akan diperketat pengamanannya. Apakah ada indikasi rusuh dari intelijen? “ Oh tidak ada. Kita yakin semua damai-damai saja,” katanya. Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono juga siap membantu kepolisian mengamankan demonstrasi. “Pasukan sudah siap tinggal digerakkan saja,” katanya. TNI baru akan membantu jika ada permintaan dari polisi. “Prosedurnya memang harus begitu (diminta dulu),” kata mantan KSAL itu. Secara terpisah, salah satu koordinator lapangan demo Adhi Masardi menilai pemerintah panic menghadapi aksi 20 Oktober. “Sebenarnya mereka sudah terguling,” kata mantan jubir Gusdur itu. Dia mengakui pernah melakukan rapat 10 Oktober 2010 di kantor PBNU. “Tujuannya memang penggulingan SBY. Pemerintah ini sudah gagal dan tidak layak dilanjutkan,” katanya. Dia menegaskan, pada aksi massa di Jakarta nanti akan dilakukan dengan damai dan tanpa anarkis. “Kalau ada yang berbuat rusuh jelas itu penyusupan. Ada kontraintelijen yang bertujuan merusak tujuan perjuangan,” katanya. (rdl/sof)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: