Kemenag Akan Hadir Asrama di Pendidikan Madrasah

Kemenag Akan Hadir Asrama di Pendidikan Madrasah

JAKARTA – Kementerian Agama (Kemenag) akan menghadirkan asrama bagi siswa Madrasah melalui skema pembiayaan SBSN (Surat Berharga Syariah Negara).

Dirjen Pendidikan Islam, Kementerian Agama (Kemenag), Muhammad Ali Ramdhani mengatakan, bahwa tujuan dari program ini guna meningkatkan fasilitas madrasah dalam kerangka mewujudkan proses pembelajaran yang berkelanjutan.

“Kita ingin menghadirkan ruang-ruang yang ramah pada peserta didik kita, sehingga mereka menyadari bahwa mereka memasuki dinamika pembelajaran,” kata Dhani, di Jakarta Kamis (5/11).

Menurut Dhani, madrasah bukan sekadar sebuah sekolah tetapi juga proses pembelajaran. Oleh karenanya, kegiatan madrasah tidak boleh hanya di ruang kelas dan laboratorium, tetapi merupakan proses pembelajaran yang berkelanjutan.

“Proses pembelajaran apabila dilakukan hanya dengan bersekolah, maka tidak akan menghasilkanimpactyang dramatikal,” ujarnya.

Terlebih lagi, kata Dhani, ketika sekolah hanya hadir pada proses penjejalan ilmu tanpa memaknai transformasi ilmu, maka dia akan menjadi hampa.

“Orang hanya dikejar pada persoalan nilai-nilai ujian tetapi internalisasi ilmu dan nilai itu kemudian disisihkan,” imbuhnya.

Menurut Dhani, Indonesia membutuhkan sumber daya manusia yang memadai. Apalagi, saat ini, tolok ukur kualitas tidak semata diukur dengan sesuatu yang tangible (tampak), tapi juga intangible (tidak nampak).

“Seiring adanya pergeseran itu, maka keunggulan sumber daya manusia terletak pada hal yang ia miliki, yaitu ilmu. Ketika bicara ilmu, maka proses pembelajaran menjadi elementer,” terangnya.

Dalam kaitan itu, Dhani menyebutkan lima konsep dalam proses pendidikan Islam yang terangkum dalam kata IHSAN. Kelima konsep ini merupakan akronim dari Integritas, Humanisme, Spritualitas, Adaptability, Nationality.

Pertama, Integritas. kata Dhani, Pendidikan Islam harus mampu menciptakan atau melahirkan alumni madrasah yang memiliki integritas.

“Proses pengajaran dalam pendidikan Islam, tidak hanya sebatas transformasi keilmuan atau mengajarkan learning knowlagde learning to do, akan tetapi siswa madrasah harus memahami betul tentang eksistensi dia sebagai manusia dengan integritas yang baik, serta pemahaman yang baik tentang makna kejujuran dalam kehidupannya,” terangnya.

“Nilai yang tidak bisa dipertukarkan dengan apapun adalah nama baik, yang terekspresi dalam nilai-nilai kesalehan sosial,” imbuhnya.

Kedua, Humanity. Proses pendidikan yang berlangsung di madrasah, harus mampu menampilkan nilai-nilai kemanusiaan. Setiap proses pengajaran di madrasah jangan sampai menjadi beban tersendiri bagi anak didik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: