Kebhinnekaan ala Habibie di Tengah Pandemi

Kebhinnekaan ala Habibie di Tengah Pandemi

PADA tahun ini, dunia digemparkan dengan adanya Pandemi Coronavirus Disease (Covid-19). Banyak negara yang belum siap dalam menghadapi virus tersebut. Di mana sejak 11 Maret 2020, Covid-19 telah ditetapkan oleh WHO sebagai pandemi global.

Hingga 06 November 2020, data WHO mencatat sebanyak 48,196,862 jiwa telah terkonfirmasi terpapar Covid-19 dan 1,226,813 jiwa di antaranya telah meninggal dunia.

Pandemi virus corona telah memberikan banyak pelajaran bagi seluruh warga dunia. Selain berdampak pada dunia kesehatan, sektor sosial hingga ekonomi pun akhirnya ikut terdampak.

Baca juga:

Viral, Capres Amerika Joe Biden Kutip Hadis Nabi Muhammad SAW

33 Kasus Baru Covid-19 Kabupaten Cirebon, Total 1.324 Terkonfirmasi, Meninggal 79 Orang

Kota Cirebon Inflasi di Oktober, Penyebabnya Harga Dua Kebutuhan Pokok Ini

Setiap negara melalui otoritasnya telah membuat berbagai aturan yang meminta rakyatnya untuk tetap di rumah, menjaga jarak baik secara fisik (physical distancing) maupun sosial (social distancing) bahkan melakukan lockdown (karantina wilayah) untuk menghambat penyebaran covid-19. Bukan hanya sekadar imbauan tetapi peraturan dan larangan keras untuk melakukan aktivitas di luar rumah.

Penerapan aturan tersebut telah banyak mengubah kebiasaan masyarakat di dunia modern. Misalnya dari pertemuan tatap muka langsung menjadi pertemuan virtual via zoom meeting.

Banyak masyarakat yang secara psikologis belum siap untuk beradaptasi dengan kondisi tersebut. Terlebih bagi dunia usaha yang secara signifikan terdampak karena adanya pembatasan beraktivitas.

Dunia usaha yang tidak siap menghadapi perubahan tersebut akan mengalami penurunan pendapatan yang dalam skala lebih besar dan dalam jangka panjang. Sekaligus menjadi salah satu faktor penyebab perekonomian di hampir seluruh negara di dunia mengalami resesi.

Tidak ada negara di dunia yang dapat memastikan kapan berakhirnya pandemi ini. Kondisi psikologis masyarakat akibat berbagai dampak yang ditimbulkan Covid-19 ini perlu dijaga. Masyarakat, aparat hingga otoritas pemerintahan perlu untuk saling bahu membahu dan bergotong royong bersama sama menghadapi situasi pandemi ini.

Indonesia beruntung memiliki Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika yang dapat menjadi modal kuat untuk menghadapi Covid-19. Presiden RI ke -3 B.J Habibie pada Februari 2019 mengatakan bahwa Pancasila is a must dan itu bukan hasil dari suatu generasi tapi Bung Karno sendiri yang menggali dari tubuh bangsa Indonesia.

Di situ (Pancasila) sudah ada dalam tubuh bangsa Indonesia sendiri yang perlu kita pelihara dengan baik dan disesuaikan dengan keadaan teknologi serta diperlukan untuk menangkal munculnya kendala kendala baru termasuk munculnya Covid-19.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: