Optimisme dan Kolaborasi Pemilih: Buktikan Demokrasi Elektoral Indonesia Tangguh
WILLIAM James, seorang filosof dan psikolog Amerika, pernah mengatakan \"…your belief will help create the fact\" (….keyakinanmu akan membantu menciptakan fakta). James juga pernah menegaskan bahwa bagaimana dahsyatnya optimisme. \"Pessimism leads to weakness, optimism lead to power\", kata James. Pesimisme mengarahkan pada kelemahan, sedangkan optimisme mengarahkan pada kekuatan.
Pemikiran James itulah yang memotivasi saya, sebagai warga negara yang memiliki harapan, untuk menulis sebuah artikel pada 1 April 2020 yang menegaskan bahwa sebaiknya Opsi A sebagai pilihan, di mana Pemilihan Serentak Lanjutan dilaksanakan pada 09 Desember 2020. Pada waktu saya sangat yakin dengan sikap masyarakat/pemilih Indonesia, khususnya Jawa Barat, dapat beradaptasi dengan situasi pandemi Covid-19 atau dengan istilah lain dapat menjalankan protokol Adaptasi Kebiasaan Baru (New Normal).
Pada waktu saya yakin, pemilih akan dapat berpartisipasi dalam pemilihan dengan cara mematuhi protokol kesehatan (prokes). Pasca pemungutan suara, Satuan Tugas Covid-19 merilis data bahwa kepatuhan pemilih terhadap prokes hingga 96%.
Sebuah data yang membuktikan bahwa pemilih semakin sadar akan integritas elektoral. Dalam pemilihan di tengah pandemi, tentunya prokes adalah bagian penting dari integritas elektoral. Sebuah fakta elektoral yang hadirkan optimisme masa depan demokrasi.
Tidak hanya itu, kini data sementara partisipasi pemilih pengguna hak pilih (voter turnout) dalam Pemilihan Serentak 2020 di 270 daerah di Indonesia menunjukan ada peningkatan yang signifikan yaitu sebesar 7,04% atau rata-rata partisipasi pemilih se-Indonesia sebesar 75,86%.
Khusus untuk di Jawa Barat (7 Kabupaten & 1 Kota), rata-rata sementara partisipasinya sebesar 69,58%. Atau ada peningkatan sebesar 7,15% dari rata-rata partisipasi dalam Pemilihan Serentak 2015 di Jawa Barat sebesar 62,43% (untuk 7 Kabupaten & 1 Kota). Khusus untuk Kabupaten Pangandaran, target partisipasi nasional (sebesar 77,5%) telah terlampaui sebesar 6,38% atau tingkat partisipasinya sebesar 83,88%. Begitu juga Kabupaten Tasikmalaya mengalami peningkatan sebesar 12,78% (data sementara, di mana ada satu kecamatan yang belum direkapitulasi) yang pada Pemilihan Serentak 2015 hanya 60,33% kini di Pemilihan Serentak 2020 sebesar 73,11%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: