Menteri Agama Mengajak Masyarakat Jangan Ragu Divaksin Sinovac
JAKARTA – Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas mengajak umat di Indonesia untuk tidak ragu mengikuti vaksinasi COVID-19. Terlebih Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah menyatakan antivirus SARS-CoV-2 tersebut halal dan suci. Sehingga aman dan dapat digunakan.
“Alhamdulillah, sudah tiba 15 juta dosis vaksin. Saya minta kepada seluruh umat beragama jangan ragu mengikuti vaksinasi COVID-19. Khususnya umat Islam,” kata Yaqut di Jakarta, Selasa (12/1).
BACA JUGA:MUI: Vaksin Sinovac Halal dan Suci
Menurut dia, Fatwa MUI soal Sinovac jelas. Yakni halal dan suci. Beberapa alasannya karena tidak tercemar materi babi, tidak memanfaatkan bahan dari tubuh manusia, dan tidak najis. “Saya juga mengimbau kepada segenap rakyat Indonesia untuk saling melindungi. Karena semua agama mengajarkan itu,” imbuhnya.
Ia mengatakan kedatangan vaksin Sinovac tahap III ini merupakan bentuk ikhtiar dan wujud kecintaan pemerintah kepada bangsa dan rakyat Indonesia.
“Vaksin ini sebagai bentuk upaya bersama dalam mencegah COVID-19. Namun, protokol kesehatan 3M (Memakai Masker, Mencuci Tangan, Menjaga Jarak) harus tetap dilakukan. Ini penting untuk mencegah penularan,” paparnya.
Sebelumnya, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) resmi mengeluarkan izin penggunaan darurat atau Emergency Use Authorization (UEA) dari vaksin COVID-19 keluaran Sinovac pada Senin (11/1) lalu.
Sementara itu, Guru Besar Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada (UGM), Profesor Zullies Ikawati mengatakan hasil uji klinik Vaksin Sinovac dinyatakan memiliki efikasi 65,3 persen. Dari sisi keamanan dinyatakan aman. “Efek samping juga dilaporkan. Tetapi ringan dan bersifat reversible,” kata Zullies, Selasa (12/1).
Dia menjelaskan efikasi atau kemanjuran sebesar 65,3 persen tersebut makna terjadi penurunan sebesar 65,3 persen kasus penyakit pada kelompok yang divaksinasi. Dibandingkan dengan kelompok yang tidak divaksinasi.
Dia mengilustrasikan pada uji klinik Sinovac di Bandung yang melibatkan 1.600 orang. Dimana terdapat 800 subyek yang menerima vaksin. Sementara 800 subyek lainnya mendapatkan placebo (vaksin kosong).
“Jika dari kelompok yang divaksin ada 26 orang yang terinfeksi (3,25 persen), sedangkan dari kelompok placebo ada 75 orang yang kena COVID-19 (9,4 persen), maka efikasi dari vaksin adalah 65,3 persen,” papar Zullies.(fin)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: