Dua Perenang Disidang Doping

Dua Perenang Disidang Doping

JAKARTA - Sejumlah obat-obatan dan minuman penambah stamina banyak yang mengandung doping. Tapi, kandungan zat terlarang dalam dunia olahraga itu tak banyak diketahui. Sebab, peredaraannya bebas dan siapa pun bisa mengaksesnya. Dua perenang andalan Indonesia, Indra Gunawan dan Guntur Pratama, tersandung kasus doping karena situasi tersebut. Mereka kemarin (13/8) menjalani sidang di kantor Lembaga Antidoping Indonesia (LADI). Sidang dipimpin Plh Ketua Umum LADI Haryo Yuniarto, Ketua Komite Disiplin LADI Cahyo Adi, dan Sekretaris Dewan Antidoping Kemenpora I Nyoman Winata. Dalam sidang terpisah, mereka diminta mengungkapkan kronologi masuknya zat doping ke dalam tubuh mereka. Guntur mengakui bahwa dia membeli minuman berenergi merek Jack3D di salah satu fitness center di Jakarta Barat. Minuman itu berbentuk serbuk. Untuk meminumnya, harus diseduh dengan air lalu diminum. Produk Jack3D stok lama mengandung zat doping methylhexaneamine atau yang juga kondang disebut DMAA. Karena itu, peredarannya sempat dilarang di Amerika Serikat dan Kanada pada 2011. Nah, produk tersebut lantas menghilangkan kandungan tersebut dalam rilis stok barunya. \"Saya tidak tahu, ternyata yang saya beli stok lama,\" kata Cahyo menirukan kesaksian Guntur. Cahyo menuturkan, Indra ikut terseret dalam pusaran kasus doping itu saat tinggal sekamar ketika mengikuti Asian Indoor and Martial Arts Games (AIMAG) di Incheon, Korea Selatan 29 Juni-6 Juli lalu. Indra bertanya ke Guntur suplemen aman yang bisa dikonsumsi. Guntur menawarkan Jack3D itu. \"Dia ambil satu sendok kemudian dicampur air dan diminum. Ternyata obat itu tidak aman,\" katanya. Kasus itu menjadi pelajaran berharga bagi Indra. Dia akan lebih hati-hati lagi menjaga diri. \"Selama ini saya sudah menjaga diri. Saya hanya minum multivitamin. Nggak pernah yang lain. Kasus ini membuat saya belajar untuk tidak gampang percaya pada orang lain, meskipun itu teman setim,\" ungkap Indra. Kabar baiknya, dalam daftar dan golongan zat terlarang yang dirilis World Anti-Doping Agency (WADA), DMAA tergolong ringan. Kalaupun terkena sanksi, baik Indra dan Guntur tak akan terkena sanksi berat. Apalagi zat tersebut hanya stimulan, bukan doping berat selevel steroid. Indra bakal menjadi tumpuan harapan Indonesia di SEA Games 2013 Myanmar akhir tahun ini. LADI juga mengakui bahwa mereka ikut \"berperan\" hingga insiden itu bisa terjadi. Sebab, selama dua tahun belakangan tak ada sosialisasi doping gara-gara persoalan dana. \"Setelah sidang, kami akan menggelar pleno dengan dewan antidoping untuk memutuskan sanksi,\" kata Cahyo. Kabid Binpres Pengurus Pusat Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PP PRSI) Heru Purwanto yang ikut mendampingi anak asuhnya menegaskan bakal memperlakukan lebih ketat konsumsi suplemen. \"Jangan sampai ada kasus yang sama. Kami akan menyeleksi lebih ketat lagi,\" katanya. (aga)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: