Pesta Miras Maut, Visi “Remaja” Gagal?
** Terjadi Hampir Tiap Tahun dan Menelan Korban Jiwa MAJALENGKA - Pesta minuman keras (miras) menjelang Idul Fitri yang menewaskan 15 orang, merupakan bukti atas gagalnya visi-misi Majalengka Remaja (religius, maju dan sejahtera). Demikian disampaikan tokoh pemuda Kota Angin, H Asep Eka kepada Radar, kemarin. Pria yang akrab dipanggil H Apep ini melihat visi religius dalam “Remaja” itu tidak berhasil menyentuh pada satuan keluarga terkecil, yakni keluarga. Menurutnya, korban miras oplosan selalu terjadi di Kabupaten Majalengka setiap tahunnya. “Ini menunjukkan belum ada sentuhan visi religius secara sistematik kepada sendi kehidupan masyarakat selama lima tahun ini,” ungkapnya. Hal lainnya, lanjut dia, para ulama, kiai, ustad dan para mubalig harus diberikan kesempatan seluas- luasnya untuk berdakwah. Ke depan, lanjut dia, tidak ada lagi pejabat pemerintah yang mengambil alih peran mereka. Taushiyah sebagai media untuk memperkaya khazanah keimanan, harus dilakukan oleh mubalig yang sesungguhnya,” tandas pemilik RM Sawah Aki Kelurahan Sindangkasih, Kecamatan Majalengka ini. Sementara itu, Pimpinan Ponpes At-Tadzkir Desa Pasanggrahan, Kecamatan Maja, KH Didin Misbahudin mengingatkan, bahwa pesta miras adalah salah satu bentuk kebobrokan moral yang diakibatkan pondasi iman dan pendidikan akhlak yang lemah. Cara mengatasinya, beber dia, meningkatkan pengawasan orang tua dan orang terdekat. Kemudian optimalisasi pendidikan agama sebagai pondasi iman, kerja sama antara ulama dan aparat pemerintah dalam mengatasi miras. “Selanjutnya pemberdayaan manusia agar lebih memiliki aktivitas yang bermanfaat,” paparnya. Terpisah, Calon Bupati Kol (Purn) H Apang Sopandi SH MH menyatakan sangat prihatin atas kejadian tersebut. Pasalnya, di saat umat Islam mengisi bulan Ramadan dengan ibadah kebaikan ternyata sekelompok anak muda malah melakukan pesta miras. Menurutnya, kejadian tersebut akibat generasi muda kurang memiliki ruang untuk menyalurkan kepada kegiatan yang positif. Seperti dengan kegiatan olah raga dan lainnya. Oleh karena itu, Pemkab Majalengka, ke depan harus memberikan banyak ruang untuk kegiatan para generasi muda kepada hal yang positif. Pria yang akrab disapa Mang Apang juga mengimbau, agar para orang tua bisa lebih memperhatikan dan mengarahkan anak- anaknya kepada hal- hal yang positif. Ia juga prihatin bila melihat kondisi alun-alun Majalengka yang meskipun waktu sudah menunjukkan pukul 01.00 dini hari, tapi masih banyak anak muda yang nongkrong di sekitar alun- alun tersebut. Ia khawatir bila anak muda nongkrong sampai dini hari akan melakukan tindakan asusila dan kriminal. “Kejadian ini merupakan PR kita bersama agar ke depan agar tidak terulang kembali,” imbuhnya. (ara)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: