Nelayan Pilih Tidak Melaut

Nelayan Pilih Tidak Melaut

CIREBON - Meski harga rajungan tinggi, mencapai 50 ribu per kilogram, nelayan memilih untuk tidak melaut. Hal tersebut terjadi karena sulitnya mencari rajungan saat musim angin barat. Sehingga, merugikan nelayan yang memaksa melaut.

Nelayan rajungan asal Desa Mundu Pesisir, Kecamatan Mundu, Hasan mengatakan, saat ini harga rajungan cukup tinggi. “Sekarang harga rajungan mahal. Itu karena memang sedang mengalami kelangkaan rajungan,” ujarnya kepada Radar Cirebon, kemarin.

Tingginya harga rajungan tidak lantas membuat dirinya senang dan untung. “Sekarang, nyari rajungan susah sekali karena ada angin barat,” tuturnya.

Hasan mengungkapkan, sekali melaut, dirinya hanya mendapat sekitar sekilo rajungan. “Bahkan pernah cuma dapat setengah kilogram dan seperempat kilogram sekali melaut,“ ungkapnya.

Sedangkan kebutuhan saat melaut, dirinya harus mengeluarkan banyak uang. Sekali melaut, dia harus membeli solar sebanyak 10 liter. Satu liter harganya Rp6.000. Jadi total Rp60 ribu untuk solarnya saja dalam sekali melaut. “Itu belum makan dan rokok,” keluhnya.

Sekali melaut, dirinya maksimal hanya mendapat sekilo rajungan. “Sekilo harganya Rp50 ribu. Kalau setengah kiloram ya Rp25 ribu. Sedangkan minimal, kita meluat untuk beli solarnya saja Rp60 ribu. Jadi, rugi kalau kita memaksakan melaut. Makanya saya lebih memilih tidak melaut dulu,” ungkapnya.

Kondisi perekonomian tentunya sangat berdampak saat dirinya tidak melaut. “Nggak melaut, nggak dapat uang. Tapi kalau melaut, malah rugi karena mengeluarkan uang banyak. Memang dampaknya untuk makan sehari-hari. Tapi mau bagaimana lagi, kondisinya sudah begini. Kita hanya bisa pasrah saja,” tuturnya. (den)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: