98 Persen Vaksin Buatan Pasutri Peneliti Efektif Cegah Covid-19

98 Persen Vaksin Buatan Pasutri Peneliti Efektif Cegah Covid-19

KEMANJURAN vaksin menjadi tantangan di dunia agar populasi bersedia divaksinasi guna mencapai herd immunity atau kekebalan kawanan dari Covid-19. Salah satunya adalah Pfizer-BioNTech yang merupakan kerja sama Amerika Serikat dan Jerman.

Penelitian terbaru mengungkap, vaksin itu makin manjur dengan angka efikasi lebih tinggi lagi dari sebelumnya.

Penelitian terbaru menyebutkan, efektivitas vaksin virus Korona Pfizer-BioNTech adalah 98 persen sesuai dengan hasil penggunaannya. Seorang ahli epidemiologi di Kementerian Kesehatan Ukraina Natalia Vynohrad, mengatakan hal ini pada konferensi pers di Ukrinform.

Vaksin tersebut merupakan temuan pasangan suami istri peneliti Ozlem Tureci dan Ugur Sahin, pemilik BioNTech. Para peneliti itu menggunakan metode mRNA. Kini, vaksin mereka sudah disetujui di sejumlah negara seperti Inggris, Amerika Serikat, bahkan Singapura.

“Pada awalnya, vaksin itu 95 persen efektif; efektivitas nyata di negara yang menggunakannya total 98 persen. Jadi, angkanya lebih tinggi, tetapi ini juga khas untuk vaksin lain,” kata Vynohrad seperti dilansir dari Ukrinform, Kamis (22/4).

Ahli epidemiologi menekankan bahwa vaksin ini menggunakan teknologi baru. Jadi, tidak seperti vaksin lain, vaksin Pfizer-BioNTech tidak mengandung antigen yang memicu respons imun.

“Ini adalah informasi genetik yang akan memicu sintesis antigen pada orang yang divaksinasi, yang membentuk antibodi,” jelas Vynohrad.

Menurutnya, vaksin Pfizer-BioNTech mampu merespon dengan cepat mutasi yang terjadi pada virus Korona. Ia juga mengatakan, efek samping yang terjadi setelah penggunaan vaksin ini tidak berbeda dengan yang disebutkan oleh produsen.

Dalam laman Science Alert, efek samping yang paling umum dari vaksin itu adalah nyeri di tempat suntikan (84 persen), kelelahan (65 persen), dan sakit kepala (55 persen). Efek samping vaksin yang kurang umum adalah: nyeri otot (38 persen), menggigil (34 persen), nyeri sendi (24 persen), dan demam (14 persen).

Laporan efek samping lebih umum terjadi pada peserta penelitian yang lebih muda (di bawah 55 tahun), dan biasanya berlangsung hanya satu atau dua hari, umumnya muncul dalam beberapa hari setelah vaksinasi. Perlindungan vaksin menjadi jauh lebih baik dengan suntikan ke-2

Butuh beberapa waktu untuk memberikan perlindungan yang kuat dan penuh terhadap virus. Beberapa orang jatuh sakit karena Covid-19 setelah mendapat suntikan Pfizer pertama tetapi sebelum menerima suntikan kedua. Tetapi mulai satu minggu setelah suntikan kedua, vaksin itu jauh lebih efektif dalam mencegah infeksi. Dua suntikan memiliki kemanjuran vaksin 95 persen. Namun kini kemanjuran naik menjadi 98 persen. (jawapos)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: