Penyebab Tenggelamnya KRI Nanggala-402 Diduga Karena Ini, Negara Keluar Banyak Anggaran

Penyebab Tenggelamnya KRI Nanggala-402 Diduga Karena Ini, Negara Keluar Banyak Anggaran

JAKARTA – Tenggelamnya Kapal Selam KRI Nanggala-402 diduga karena kegagalan retrofit di Korea Selatan. Padahal upaya retrofit tersebut menelan anggaran mencapai Rp1,05 triliun.

Hal tersebut diungkapkan anggota Komisi I DPR Mayjen TNI (Purn) TB Hasanuddin. Dijelaskannya KRI Nanggala-402 pernah diretrofit di Korea Selatan selama 2 tahun yang selesai pada 2012.

Kala itu, anggarannya sekitar USD 75 juta atau sekitar Rp 1,05 triliun dihabiskan untuk melakukan perbaikan penuh dan pemutakhiran teknologi pada KRI Nanggala-402.

Untuk diketahui, retrofit merupakan kegiatan penguatan struktur, penambahan komponen, hingga peningkatan kemampuan.

“Retrofit itu bukan sekadar mengganti suku cadang, tapi diperkirakan juga ada perubahan konstruksi dari kapal selam tersebut terutama pada sistem senjata torpedonya,” katanya dalam keterangan tertulisnya, Minggu (25/4).

Selesai menjalani retrofit atau di tahun 2012, KRI Nanggala-402 melakukan uji penembakan. Namun uji penembakan tersebut gagal lantaran torpedonya tak bisa diluncurkan karena sistem penutupnya bermasalah.

“Dalam peristiwa itu, 3 prajurit terbaik gugur,” ungkapnya.

Selanjutnya, katanya lagi, KRI Nanggala-402 kembali diperbaiki lagi oleh tim dari Korea Selatan.

“Saya menduga pada hasil perbaikan ini ada hal-hal atau konstruksi yang tidak tepat sehingga KRI Nanggala-402 tenggelam. Ini sangat disayangkan,” ujarnya.

Untuk itu, dia meminta agar kapal selam sejenis, yakni KRI Cakra 401, sebaiknya di-grounded.

“Jangan ada lagi korban prajurit,” tegasnya.

Selain itu, dia juga menilai jumlah kru KRI Nanggala-402 melebihi kapasitas. Menurutnya, jumlah kru maksimal kapal selam itu semestinya hanya 38 orang.

“Pada saat hilang kontak KRI Nanggala-402 itu membawa 53 awak, artinya kelebihan beban 15 orang. Ada apa kok dipaksakan? Saya juga mendapat informasi bahwa saat menyelam KRI Nanggala 402 diduga tak membawa oxygen gel, tapi tetap diperintah untuk berlayar,” ujarnya.

Terlepas dari itu, politisi PDI Perjuangan itu mengaku turut prihatin atas tenggelamnya KRI Nanggala-402.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: