Pemprov Tebar 50.000 Telur Ayam

Pemprov Tebar 50.000 Telur Ayam

BANDUNG- Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat menyebarkan 5.000 paket ayam untuk kabupaten/kota di Bandung Raya sebagai upaya pencegahan kecebolan pada anak atau stunting menuju Jabar Zero Stunting 2023.  

Dalam 5.000 paket tersebut terdapat 50.000 butir telur ayam kaya protein untuk diberikan kepada anak. Diharapkan ini menjadi stimulus keluarga menjaga kebutuhan protein pada anak-anaknya hingga besar. 

Saat ini ada 14 daerah rawan stunting di Jabar. Yang menjadi target kali ini Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kota Cimahi, Kabupaten Sumedang, dan Kabupaten Bandung Barat. Masing- masing mendapat 1.000 paket ayam.  

Ketua TP PKK Provinsi Jawa Barat Atalia Praratya Ridwan Kamil mengatakan, kali ini fokus di Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat. Paket-paket ayam tersebut digulirkan di Bandung Barat setelah acara Jabar Punya Informasi (Japri) dengan tema stunting di Gedung Pakuan, Kota Bandung, Sabtu (29/5). 

Menurut Atalia, upaya seperti ini perlu konsisten dilakukan di kabupaten/kota guna menurunkan angka stunting di daerah masing-masing. Saat ini angka stunting di Jawa Barat menurun. 

\"2019 tercatat angka stuntuig Jawa Barat 31,1, kini sudah menurun di angka 26,6. Jadi semuanya diberikan edukasi yang lengkap, supaya anak-anak ini tumbuh kembangnya bisa terpantau,” katanya.

Atalia mengatakan, ada tiga hal yang perlu disosialisasikan dan diedukasi kepada masyarakat, yakni pola makan, pola asuh serta pola sanitasi, dan pembagian 5.000 paket ayam ini masuk aspek pola makan. 

\"Asupan protein pada anak harus tetap terjaga dan tidak kalah penting 1.000 hari pertama kehidupan bayi, mulai dari hamil, menyusui diberikan air susu ibu eksklusif selama 6 bulan. Setelah itu diberikan makanan pendaming air susu ibu (MPASI), lalu Penjaminan Mutu Pendidikan (PMP),\" ucapnya.  

Atalia menyatakan, pendataan ibu dan anak terintegrasi dan terdigitalisasi, juga harus dimiliki kabupaten/kota dengan data harus terbuka ke publik sehingga transparan dan tidak ada yang ditutup- tutupi.

“Seperti di Sumedang, kemarin saya lihat datanya sudah baik sekali. Mereka punya e-Government (Sumedang Command Center)  yang sangat mumpuni sehingga (data stunting) dapat diketahui by name by address,” jelasnya.

Atalia juga meminta kabupaten/kota memperkuat posisi posyandu secara kelembagaan dan kader-kadernya supaya militan memgedukasi masyarakat. Dalam pelaksanaannya posyandu bekerja sama dengan PKK kecamatan/kelurahan. 

“Penggeraknya bisa dilakukan bersama dengan stakeholders karena jejaring di masyararakat itu banyak sekali termasuk karang taruna, teman-teman dari dinsos,” imbuhnya. 

Atalia menambahkan, stunting bukan hanya persoalan desa atau kota tapi pengetahuan masyarakat perihal kesehatan ibu dan anak. Wilayah metropolitan seperti Kota Bandung sekalipun, sebut Atalia, masih ditemukan kasus stunting.  

“Ini lebih kepada pengetahuan keluarga dan kebiasaan yang diberikan keluarga,” tutupnya. (hms jbr)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: