Dorong BUMD yang Sakit Agar Pulih

Dorong BUMD yang Sakit Agar Pulih

CIREBON – Komisi II DPRD meminta kepada jajaran direksi Perumda Farmasi untuk secara intensif berkoordinasi dengan dewan dan Pemkot Cirebon untuk menyelesaikan masalah yang dialami perusahaan.

Hal itu mengemuka saat rapat kerja Komisi II dengan Perumda Farmasi, di ruang rapat Griya Sawala gedung DPRD, Senin (7/6).

Anggota Komisi II DPRD, dr H Doddy Ariyanto MM menyampaikan, upaya jajaran direksi menyehatkan Perumda Farmasi harus secara intensif dibahas bersama dengan DRPD. Sebab, BUMD tersebut sedang dalam keadaan ‘sakit’.

Menurutnya, masalah yang dialami Perumda Farmasi harus dipetakan agar bisa menentukan titik penyelesaiannya dan pemecahan masalah yang terukur.

Doddy mengaku tidak sepakat dengan langkah Perumda Farmasi mendatangkan investor untuk menyelesaikan keuangan. Mengingat hal itu berpotensi menambah masalah baru.

“Khawatirnya jika modal dari investor itu digunakan untuk renovasi gedung, maka sulit bagi Perumda Farmasi buat pengembalian kepada investor,” tutur Doddy.

Dia menambahkan, Perumda Farmasi sebaiknya berkonsultasi dengan walikota terkait kebijakan yang akan diambil untuk memecahkan masalah. Menurutnya, kebijakan walikota sangat strategis untuk menjalin hubungan kemitraan dengan berbagai pihak. Misalnya, walikota meminta kepada rumah sakit swasta untuk pengadaan obat kelas menengah dari Perumda Farmasi.

“Untuk masalah ini, tangan kebijakan walikota yang utama, yaitu memenuhi kebutuhan jaringan kemitraan. Misal, membangun kemitraan dengan rumah sakit swasta di Kota Cirebon. Artinya, kebijakan walikota akan bisa lebih menghidupi Perumda Farmasi,” katanya.

Direktur Utama Perumda Farmasi Ciremai, Emirzal Hamdani SE Ak menyampaikan program kerja tahun 2021 serta masalah seputar kondisi perusahaan.

Menurutnya, Perumda Farmasi Ciremai Kota Cirebon sudah menyusun rencana program kerja. Beberapa rencana tersebut diantaranya renovasi gedung, penambahan dokter spesialis hingga mencari investor untuk membantu keuangan perusahaan.

Dia menjelaskan, gedung yang digunakan saat ini sangat tidak representatif untuk difungsikan sebagai layanan apotek sekaligus praktik klinik. Di samping itu, Perumda Farmasi berencana menambah enam dokter spesialis. Sehingga membutuhkan ruang klinik yang lebih mendukung.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: