Pemred Media Online Lokal Ditembak, Sering Beritakan Narkoba, Tapi Juga Minta Jatah
KASUS pemimpin redaksi (pemred) sebuah media online lokal di Sumatera Utara (Sumut), Mara Salem Harahap atau Marsal diduga dilatar belakangi sakit hati pemilik Ferrari Bar and Resto.
Hal itu diungkapkan dalam konferensi pers oleh Polres Pematangsiantar. Kapolda Sumut Irjen RZ Panca Putra menyampaikan motif penembakan tersebut.
Panca mengatakan Marsal ditembak karena kerap memberitakan peredaran narkoba di tempat hiburan malam milik S. Selain memberitakan, korban disebut sering meminta uang kepada S.
\"Motif adalah timbulnya rasa sakit hati Saudara S pemilik Ferrari Bar dan Resto kepada korban yang selalu memberitakan maraknya peredaran narkotika di tempat hiburan malam miliknya,\" kata Panca.
Disebutkan bahwa Marsal kerap meminta uang kepada tersangka S. Meski diberi uang, korban tetap memberitakan peredaran narkoba di lokasi hiburan malam milik S itu.
\"Namun korban juga meminta jatah Rp 12 juta per bulan, dengan permintaan tiap hari 2 butir (narkoba). Sehingga karena pemberitaan oleh korban dan permintaan yang dilakukan oleh korban kepada saudara S menimbulkan sakit hati,\" kata Panca.
Atas latar belakang itu, S menyuruh A yang merupakan anggota TNI untuk menjadi eksekutor penambakan. Dalam aksinya, A dibantu Y sebagai pengendara sepeda motor.
\"Saudara S sebelum kejadian itu mentransfer sejumlah uang yang digunakan untuk membeli senjata api yang digunakan untuk melakukan penembakan sebesar Rp 15 juta. Pagi hari Saudara S kembali mentransfer uang Rp 10 juta kepada Saudara A, ke Saudara Y Rp 5 juta, dan 3 juta yang diambil di kasir. Total Rp 8 juta ke Saudara Y,\" jelasnya.
Panca mengatakan A diduga menjadi pelaku penembakan kepada Marsal. A diduga menembak saat berboncengan dengan tersangka Y menggunakan sepeda motor.
\"Tersangka mengejar mobil korban dan mendahului, karena jalan rusak mobil korban pelan, Y yang mengemudikan sepeda motor, Ayang melakukan penembakan,\" ucapnya.
Panca mengatakan senjata yang digunakan pelaku untuk membunuh korban merupakan senjata pabrikan. Dia mengatakan senjata itu bukan dari kesatuan TNI. (yud)
Baca juga:
- Garda Depan Covid-19 RSD Gunung Jati, dr Oom: Kami Tuh di dalam Sudah Menjerit Banget
- Konstruksi dan Parkir Alun-alun Kejaksan Bermasalah, Ketua Komisi II: Dari Awal Sudah Muncul
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: