Emil: Pastikan Tak Ada Pungli Lagi
Sebelum pemakaman dilakukan, Yunita didatangi oleh petugas makam bernama Rendi Kardinata yang mengaku sebagai kordinator tim C TPU Cikadut. Dan memintanya untuk membayar biaya pemakaman sebesar Rp4 juta.
“Dia bilang bahwa liang lahat sudah disiapkan. Saya bertanya, kenapa saya harus bayar pak? Waktu itu sekitar pukul delapan malam. Lalu Pak Rendi itu jawab. Kalau non muslim tidak ditanggung pemerintah, katanya gitu,” tuturnya.
Karena mendengar penjelasan itu, akhirnya Yunita bersama keluarga memohon keringanan biaya, setelah melalui negosiasi yang alot akhirnya disepakati Yunita harus membayar sebesar Rp2,8 juta. Dengan bukti catatan rincian pembayaran yang ditulis di atas kertas.
“Kita sepakatilah membayar Rp2,8juta, karena hari sudah semakin larut dan sudah tidak tahu mau buat apa lagi. Maka karena alasan tidak ada kuitansi, si Pak Rendi itu menuliskan bukti pelunasan di atas kertas dengan rincian biaya gali makam Rp 1,5 juta, biaya pikul jenazah Rp1juta dan salib Rp300 ribu,” terangnya.
Tidak sampai di situ saja, setelah selesai melakukan pemakaman sekitar pukul 23.00 Wib, ia dan keluarga kembali dimintai uang dengan alasan meminta bantuan beli vitamin untuk para petugas gali makam.
Ya akhirnya kami mengeluarkan dana Rp50.000 lagi selain membayar uang parkir Rp10.000. Setelah saya ditimpa kemalangan papa saya, ternyata di TPU Covid-19 Cikadut Bandung ada praktik pungli untuk pemakaman yang meninggal, terutama non Muslim. Apakah demikian peraturannya,” pungkasnya. (win)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: