Recovery Program Pasca Stroke

Recovery Program Pasca Stroke

DI masyarakat atau di lingkungan kita sering mendengar penyakit stroke. Dan kita selalu bertanya tanya tentang penyakit ini. Apa penyakit stroke, penyebabnya, gejala, dan faktor risiko yang terkena penyakit tersebut. Baik kita ulas seputar kasus stroke dan peran fisioterapi dalam dalam kasus tersebut.

Hari stroke sedunia diperingati pada tanggal 29 Oktober setiap tahunnya. Diperingati hari stroke sedunia menjadi moment untuk meningkatkan dan kesadaran akan stroke. World stroke organization mengumumkan tema hari stroke sedunia 2019 adalah don’t be the one, yang berfokus kepada pencegahan stroke melaluikampanye yang melakukan mobilisasi anggota dan partner oranisani, serta komunitas stroke.

Tema nasional yang di angkat adalah otak sehat, SDM unggul. Tema nasional ini untuk menggigah kesadaran masyarakatagar bisa hidup lebih sehat, lebih bedardaya dan produktif melalui kesiap siagaan dan perilaku hidup sehat.

Penyakit stoke merupakan kondisi gawat darurat yang disebabkan oleh pecahnya salah satu pembuluh darah di dalam otak dan bisa disebabkan adanya penyempitan pembuluh darah dalam otak yang memicu perdarahan di sekitar otak. Kondisi ini sering kita temukan di likungan dan sekitar kita. Stroke bukan penyakit yang menular dan bukan pula penyakit keturunan atau herediter.

Penyebab terjadinya stroke aneurisma, cedera kepala berat, efek samping penggunan obat pengencerdarah, kelainan pembuluh darah seperti penyakit anemia sel sabit dan hemofilia, kelainan pembuluh darah otak sejak lahir (malformasi pembuluh darah arteridan vena), penyakit liver, tumor otak, tekanan darah tinggi (hipertensi).

Gejala stroke pendarahan intraselebral umumnya timbul tanpa peringatan dan memburuk setelah 30 hingga 90 menit. Gejalanya, antara lain kelemahan mendadak, kelumpuhan atau mati rasa bagian mana pun, kesulitan berjalan, ketidak mampuan berbicara (rero), muntah, pingsan, hilang ketidak sadaran, sakit kepala tak tertahankan, kejang, koma.

Faktor risiko penyakit ini hampir sama dengan factor risiko penyakit jantung koroner dan penyakit pembuluh darah lainnya. Strategi pencegahan yang efektif salah satunya adalah memodifikasi faktor risiko, yaitu hipertensi, peningkatan kadar lemak dan diabetes. Risiko akibat gaya hidup juga dapat diintervensi, yaitu merokok, aktivitas fisik yang rendah diet tidak seimbang dan obesitas sentral.

Faktor risiko penyakit stroke ini usia lanjut (lansia), penggunaan kokain dan amfetamin, konsumsi alkohol berat, perokok berak. Dan faktor risiko ini kita tangkal dengan program CERDIK. Cek Kesehatan, Enyahkan asap rokok, Rajin aktifitas fisik, Diet seimbang, Istrirahat cukup, Kelola stress. Masyrakat harus lebih aware terhadap kesehaan.

Tatalaksana penyakit stroke yang optimal pada fase akut akan membutuhkan proses perbaikan pasca stroke yang mengurangi kecacatan. Penangan segera pada pasien stroke dapat meringankan kerusakan pada otak yang diakibatkan stroke. Penangan stroke yang efektif jika stroke diketahui dan didiagnosa dalam priode 4-5 jam setelah gejala pertama muncul.

Penting bagi pasien untuk segera dibawa kerumah sakit terdekat. Survivor stroke atau penderita stroke yang sembuh dari stroke harus selalu menjaga Kesehatan nya dengan pesan Kesehatan PATUH (Periksa Kesehatan secara rutin dan ikut anjuran dokter, Atasi penyakit dengan pengobatan yang tepat dan teratur, Tetap diet sehat dan seimbang, Upayakan beraktivitas fisik dengan aman, Hindari rokok, alcohol dan zat karisnogenik lainnya).

Recovery program bagi penderita pasca stroke yang perlu dilakukan dalam jangka waktu terbaik untuk pemulihan dan pengembalian fungsi kesadaran, kognitif, fisik-motorik, mental, dan fungsional. Dengan melakukan terapi pasca stroke, anda sedang bersemangat mengembalikan kualitas hidup. Terapi tidak dapat menyembuhkan kerusakan yang disebabkan oleh stroke . Untungnya, otak manusia mampu beradaptasi dengan cepat dan baik. Seiring berjalannya waktu, bagian otak yang berbeda dapat mengambil alih peran bagian otak yang lain.

Biasanya durasi terapi pasca stroke sangat tergantung pada tingkat keparahan dan komplikasi stroke, serta respon pasien terhadap terapi. Terapi bertujuan untuk membantu pasien stroke mempelajari kembali kemampuan atau ketrampilan yang hilang dan meningkatkan kualitas hidup mereka.

Modalitas fisioterapi berupa terapi latihan/exercise sangat penting untuk meningkatkan kapasitas fisik dan functional penderita pasca stroke. Peran fisioterapi bukan hanya memberikan  latihan saat sesi Terapi tetapi berlanjut dengan memberikan home program edukasi dan motivasi kepada pasien stroke dan keluarganya. Salah satu program edukasi yang diajarkan adalah melakukan gerakan gerakan fungsional keseharian baik mandiri maupun dibantu oleh keluarga.

Penting sekali pendampingan keluarga bagi pasien paska stroke saat sesi terapi karena di saat itu keluarga akan diajarkan bagaimana membantu pasien stroke untuk melakukan aktifitas fungsional kesehariannya dengan benar. Stroke merupakan kasus neurologi, dan pemulihannya butuh waktu yang tidak singkat. Dibutuhkan  kerja keras, kerjasma dan motivasi yang sangat tinggi untuk mencapai pemulihannya. Exercise yang sangat perlu pada kasus stroke ini adalah Latihan mobilitas, transfer ambulasi dari berbaring ke duduk, Latihan duduk berdiri, Latihan kesimbangan berjalan, dan aktifitas functional lainnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: