Petani Kurang Minat Tanam Kedelai

Petani Kurang Minat Tanam Kedelai

MAJALENGKA – Kepala Dinas Pertanian Ir H Wawan Suwandi mengatakan, naiknya harga kedelai akibat rendahnya produktivitas yang berdampak buruk terhadap upaya pencapaian swasembada kedelai dalam negeri. Petani di Majalengka pun tidak minat menanam kedelai, karena nilai ekonomisnya kurang menguntungkan dibandingkan dengan komoditas lain. “Luas areal tanaman kedelai setiap tahun terus menyusut. Sebagai gambaran pada era tahun 1990-an silam luas areal tanaman kedelai mencapai sekitar 6.000 hektare. Namun tahun ini hanya sekitar 400 hektaran,” ungkapnya. Dijelasnya, kondisi ini dipengaruhi akibat rendahnya minat petani untuk memproduksi kacang kedelai. Pasalnya, dari nilai ekonomis kalah bersaing dengan komoditas tanaman pangan yang lain, yakni padi dan jagung. \"Kedelai bukan tanaman prioritas utama, baru setelah panen padi biasanya mencoba menanam kedelai,\" ujarnya. Rendahnya produktivitas kedelai, kata Wawan, juga berdampak buruk terhadap kebutuhan kedelai untuk produksi tahu dan tempe yang akhirnya tidak terpenuhi. Sehingga sering terjadi kelangkaan dan fluktuasi harga kedelai. \"Harga kacang kedelai kurang menguntungkan petani karena nilai ekonomis yang rendah. Hal ini tidak mudah memotivasi petani untuk tertarik menanam kedelai,\" katanya. Ditambahkan, upaya untuk mendorong minat menanam kedelai ini sudah ditempuh pemerintah. Salah satunya pemerintah pusat melalui Kementerian Pertanian memberikan bantuan benih kedelai kepada petani setiap tahunnya. Meskipun disediakan benih, namun dengan kondisi cuaca saat ini, petani tidak mau menanggung risiko kerugian.(ono)   Foto: Ono Cahyono/Radar Majalengka COBA BERTAHAN. Perajin tahu di Desa Cisambeng ini terpaksa tetap produksi meskipun harga kedelai terus naik.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: