Kelola Dana Haji Rp150 Triliun, Anggito Abimanyu: Kita Sangat Hati-hati karena Risikonya Besar

Kelola Dana Haji Rp150 Triliun, Anggito Abimanyu: Kita Sangat Hati-hati karena Risikonya Besar

JAKARTA- Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) mencatat hingga 2021 dana haji yang dikelola nilainya mencapai lebih dari Rp150 triliun. Sedangkan nilai manfaat dari hasil investasi sekitar Rp8 triliun.

Kepala BPKH Anggito Abimanyu mengatakan BPKH akan sangat berhati-hati dalam mengelola dana haji. Terlebih, ada banyak investasi yang menawarkan imbal hasil yang tinggi tetapi kerap dibayangi-bayangi dengan risiko besar pula.

“Kami mengelola dana dengan penuh hati-hati dan aman. Memang ada keinginan untuk mengejar return, tapi kalau return lebih tinggi pasti risiko lebih besar,\" kata Anggito, Selasa (20/7).

Ia menambahkan, pihaknya tidak ingin investasi yang dilakukan justru merugi dan menimbulkan masalah dikemudian hari. Jangan sampai ada dana haji yang hilang karena salah menginvestasikan dana haji. “Rasio dari solvabilitas sudah cukup kuat, dan dana likuid kita sudah cukup likuid, mampu secara jumlah bisa lebih dari tiga kali berhaji,\" ujarnya.

Anggito mengungkapkan, saat ini BPKH sudah mendapatkan return yang cukup bagus dan aman. Menurutnya, ini menjadi modal utama, untuk bisa masuk ke investasi high return dan medium moderate risk. “Proses untuk sampai di titik ini telah dilakukan sejak 4 tahun lalu,\" ucapnya.

Terkait rencana investasi di Arab Saudi, Anggito menjelaskan, bahwa rencana tersebut memang terpaksa ditunda. Hal ini tak lain karena pandemi Covid-19 dan adanya pembatasan perjalanan haji selama 2 tahun berturut-turut.

“Itu menyebabkan investasi di Arab Saudi belum bisa dilaksanakan. Jadi bukannya kami tidak mau berinvestasi di Arab Saudi, tapi memang situasinya belum memungkinkan,\" kata dia.

Seperti diketahui, Menteri Agama Yaqut Cholil ingin Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) terus meningkatkan imbal hasil invetasi hasil dari pengelolaan dana haji.

Caranya, dengan menginvestasikan dana haji untuk membiayai pembangunan di Indonesia, ketimbang menginvestasi hotel, transportasi dan katering jamaah haji di Arab Saudi. (der/fin)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: