Sudah Vaksin Tetap Bisa Tularkan Varian Delta, Virus Bersarang di Dalam hidung

Sudah Vaksin Tetap Bisa Tularkan Varian Delta, Virus Bersarang di Dalam hidung

SEJAK awal pandemi Covid-19, diingatkan agar setiap orang memakai masker. Di tengah mengganasnya Covid-19 varian Delta, seseorang yang sudah divaksinasi tidak boleh menganggap remeh dan merasa dirinya akan kebal. Sebab virus tetap bisa bersarang di dalam hidung, dan menularkan virus itu pada yang lain.

Peneliti menegaskan varian Delta lebih mungkin menyebar daripada varian lain melalui orang yang divaksinasi. Data dari tes Covid-19 di Amerika Serikat, Inggris, dan Singapura menunjukkan bahwa orang yang divaksinasi dan terinfeksi Delta SARS-CoV-2 dapat membawa virus sebanyak mungkin di hidung dan sama saja seperti orang yang tidak divaksinasi. Ini berarti bahwa terlepas dari perlindungan yang ditawarkan oleh vaksin, sebagian orang yang divaksinasi tetap bisa menularkan varian Delta.

“Orang yang memiliki virus Delta dan kebetulan memiliki infeksi, dapat membawa virus dan tanpa disadari dapat menyebarkan virus ke orang lain,” kata ahli virologi di University of Wisconsin–Madison, David O’Connor, seperti dilansir dari Nature, Jumat (13/8).

Temuan ini menggarisbawahi pentingnya tindakan perlindungan seperti mengenakan masker di dalam ruangan untuk mengurangi penularan. Para peneliti menekankan bahwa vaksin Covid-19 melindungi terhadap penyakit serius dan kematian.

“Tentang transmisi Delta menunjukkan bahwa orang yang divaksinasi masih perlu mengambil tindakan pencegahan,” kata O’Connor.

O’Connor dan rekan-rekannya di departemen kesehatan Madison dan Dane County mengamati infeksi di Wisconsin pada Juni dan Juli. Tim menggunakan tes PCR, yang banyak digunakan untuk mengkonfirmasi infeksi Covid-19, untuk memperkirakan konsentrasi virus dalam sampel cairan hidung.

Tes mendeteksi materi genetik virus dengan memperkuat DNA hingga terdeteksi sebagai sinyal fluoresen. Semakin rendah Ct sampel, semakin banyak materi genetik virus yang ada. Dalam studi pracetak yang diterbitkan di medRxiv pada 11 Agustus, para peneliti membandingkan nilai Ct untuk 719 orang antara 29 Juni dan 31 Juli, dimana 90 persen dari 122 sampel virus Korona yang mereka urutkan adalah varian Delta. Dari 311 orang yang divaksinasi yang dites positif SAR-CoV-2 dalam kelompok itu, sebagian besar memiliki nilai Ct kurang dari 25, tingkat dimana para peneliti memperkirakan adanya SARS-CoV-2 yang menular.

Untuk mengonfirmasi hal ini, tim membiakkan 55 sampel yang memiliki nilai Ct kurang dari 25, dari orang yang divaksinasi dan tidak divaksinasi, dan mendeteksi virus menular di hampir setiap sampel. Kebanyakan orang yang tidak divaksinasi juga memiliki nilai Ct di bawah level ini.

“Bisa jadi benar bahwa orang yang divaksinasi dapat menyebarkan virus. Tetapi, kami belum tahu apa peran relatif mereka dalam penyebaran komunitas secara keseluruhan,” kata rekan penulis Thomas Friedrich, seorang ahli virologi di University of Wisconsin–Madison.

“Mengingat tingkat virus yang tinggi terlihat pada minggu pertama penyakit dengan Delta, tindakan seperti memakai masker dan kebersihan tangan yang dapat mengurangi penularan penting bagi semua orang, terlepas dari status vaksinasi,” kata rekan penulis Barnaby Young, seorang dokter penyakit menular di Pusat Nasional untuk Penyakit Menular di Singapura.

Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa di antara orang yang dites positif, mereka yang telah divaksinasi rata-rata memiliki viral load yang lebih rendah daripada orang yang tidak divaksinasi. Maka peneliti menggarisbawahi pentingnya efektivitas vaksinasi ganda atau dua dosis terhadap Delta.(jp)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: