Kasus Kematian Masih Jadi PR, Satgas Covid-19: Masih di Atas Angka Rata-rata Dunia

Kasus Kematian Masih Jadi PR, Satgas Covid-19: Masih di Atas Angka Rata-rata Dunia

JAKARTA- Kasus positif Covid-19 di Indonesia memang sudah menurun. Namun, masih menyisakan banyak pekerjaan rumah (PR). Salah satunya menurunkan angka kasus kematian. Angkanya berada di atas rata-rata dunia. Pasien yang meninggal dunia bukan mereka yang berusia di atas 60 tahun. Tetapi usia sekitar 46 tahun sampai 59 tahun.

“Persentase kasus aktif di Indonesia saat ini lebih rendah dari angka dunia. Angka kesembuhan juga di atas rata-rata dunia. Tapi kita masih punya PR di angka kematian yang masih di atas angka rata-rata dunia,” ujar Ketua Bidang Data dan Teknologi Informasi Satgas Penanganan Covid-19 Dewi Nur Aisyah, Rabu (1/9).

Dia mengatakan per 29 Agustus 2021 persentase kasus aktif di Indonesia sebesar 5,34 persen. Angka ini sudah berada di bawah rata-rata dunia 8,56 persen. Untuk kesembuhan pada 31 Agustus 2021 mencapai 72,1 persen. Angka tersebut lebih tinggi dari rata-rata dunia 69,73 persen. “Namun persentase kasus kematian masih mencapai 3,24 persen. Angka rata-rata dunia 2,08 persen,\" imbuhnya.

Meskipun angka kematian masih relatif tinggi, namun dalam dua pekan terakhir menunjukkan tren penurunan. Awalnya rata-rata 1.000 kasus kematian per hari, kini menjadi sekitar 700 per hari. “Terkait dengan angka kematian tertinggi di bulan Juli 2021, ternyata penyumbangnya bukan dari mereka yang berusia di atas 60 tahun. Tetapi justru di usia sekitar 46 sampai 59 tahun. Ada pergeseran usia,” urainya.

Hasil survei kecepatan penanganan pasien di beberapa rumah sakit vertikal Kementerian Kesehatan, angka kematian tertinggi terjadi di IGD. Karena pasien yang datang ke rumah sakit sudah dalam kondisi yang berat. Bahkan beberapa di antaranya kritis.

Laju angka kematian pada Mei 2021 di IGD sekitar 3,503 persen. Ini meningkat 11,06 persen pada Juni. Lalu puncaknya Juli 2021 mencapai 14,36 persen kematian di IGD. \"Untuk Agustus ini yang awalnya kematian di IGD 14,36 persen, sekarang turun 6,9 persen,” tutur Dewi Nur Aisyah.

Tingkat kecepatan penanganan pasien di rumah sakit, sambungnya, sangat berpengaruh dengan angka kematian yang dihadapi Indonesia. \"Banyak orang yang datang ke rumah sakit, saturasi oksigen sudah sangat rendah,\" bebernya.

Hasil laporan pada Mei 2021, sebanyak 11 persen orang yang datang ke IGD dengan saturasi oksigen di bawah 80. Padahal kondisi normal di kisaran 95. Pada Juni naik 13 persen. Kemudian pada Juli mencapai 22 persen.

Sementara itu, program vaksinasi di Indonesia terus dikebut. Setiap jenis vaksin memiliki karakter masing-masing. Seperti jumlah dosis dan interval penyuntikan. Vaksin Covid-19 terbaik adalah yang saat ini tersedia di Indonesia.

“Masyarakat nggak perlu milih-milih jenis vaksin. Apapun vaksinnya semua aman. Karena mutu, kualitas serta efektivitasnya sudah melalui uji klinis,” kata Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kemenkes Siti Nadia Tarmizi di Jakarta, Rabu (1/9).

Selain itu, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah menerbitkan emergency use authorization (EUA) terhadap tujuh jenis vaksin Covid-19 di Indonesia sejak Januari 2021 hingga saat ini. Vaksin yang sudah mendapat EUA dari BPOM adalah Sinovac, vaksin Covid-19 PT Bio Farma, AstraZeneca, Sinopharm, Moderna, Pfizer, dan Sputnik V.

Nadia menjelaskan dalam proses pembuatannya, vaksin memiliki perbedaan platform. Seperti inactivated virus, berbasis RNA, viral-vector, dan sub-unit protein. Namun semuanya sudah dipastikan keamanannya dan efektivitasnya. “Tujuannya adalah melindungi penerima dari kondisi kesakitan bahkan kematian akibat Covid-19,” paparnya.

Sejak Agustus 2021, lanjut Nadia, laju suntikan di Indonesia meningkat hingga 1 juta per hari. Bahkan pernah mencapai angka 1,7 juta dosis penyuntikan per hari.

“Ini akan diteruskan untuk meningkatkan laju vaksinasi pada bulan September. Sebab sejalan dengan bertambahnya jumlah vaksin. Kita akan distribusikan rata-rata delapan sampai 15 juta dosis ke daerah. Sampai saat ini, total 144 juta dosis vaksin telah didistribusikan kepada pemerintah daerah,” pungkasnya. (rh/fin)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: