Teruntuk Guru Madrasah, Kemenag Dirikan Cyber Islamic University
JAKARTA – Kementerian Agama Republik Indonesia (Kemenag RI) mendirikan universitas Cyber Islamic University.
Seluruh kegiatan belajar digelar secara virtual. Tidak ada pertemuan secara fisik. September ini, kampus tersebut sudah bisa menerima mahasiswa baru.
“Cyber Islamic University ini adalah universitas yang didesain 100 persen virtual. Jadi tidak ada pertemuan fisik. Kecuali wisuda, mungkin. Seperti di Hankuk University of Foreign Studies, di Korea Selatan. Ini yang membedakan dengan Universitas Terbuka (UT),” ujar Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas saat rapat di Komisi VIII DPR RI, Jakarta, Kamis (2/9) yang dikutip dari FIN.
Kampus online itu bekerja sama dengan Hankuk University of Foreign Studies, Korea Selatan. Pendaftaran calon mahasiswa akan dibuka pada bulan ini.
Menurutnya, bila dibandingkan dengan UT yang ada saat ini, sekarang telah berubah menjadi fisik. Sudah ada pertemuan-pertemuan secara fisik. Selain itu, UT juga memiliki gedung. Tapi, Cyber Islamic University ini sebaliknya.
“Kampus ini menjadi antitesis Universitas Terbuka. Karena 100 persen daring. Studi sudah dilakukan bersama Hankuk University Korea Selatan, yang memiliki sekolah online terbesar di dunia. Insya Allah September ini sudah bisa menerima mahasiswa baru,” paparnya.
Menag membeberkan, bahwa tujuan pembentukan universitas online ini untuk memberikan kesempatan kepada para guru madrasah.
Sebab, banyak guru madrasah yang tidak memiliki kesempatan kuliah. Alasannya, karena berbagai keterbatasan.
“Ini untuk afirmasi lebih banyak kepada terutama guru-guru madrasah. Sebagaimana amanat UU Pesantren, yang memiliki keterbatasan banyak hal. Misalnya keterbatasan biaya, waktu, tempat dan seterusnya,” tuturnya.
Melalui kampus online ini, Yaqut berharap para guru madrasah punya kesempatan kuliah. Tentu dengan biaya yang murah dan mudah tanpa harus ada pertemuan secara fisik.
“Bayangkan guru-guru madrasah gajinya Rp 200 ribu atau Rp 300 ribu sekian. Untuk kuliah nggak mungkin. Untuk beli beras saja kurang. Bagaimana mau kuliah,” pungkasnya. (*)
Baca juga:
- Kartu Nikah Digital Kemenag, Tersedia Kolom untuk 4 Istri, Cek Faktanya…
- Bentuk Kemandirian Ekonomi Pesantren, Kemenag Membuat Program Ini…
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: