Peduli Satuan Ukur Lokal

Peduli Satuan Ukur Lokal

INDRAMAYU – Satuan pengukuran tradisional dirasa sudah mulai luntur. Sebagai bentuk kepedulian agar tetap lestari, sejumlah mahasiswa Universitas Gunung Jati (UGJ) dari Prodi Pendidikan Matematika dan Prodi Pertanian memberikan pelajaran kepada anak-anak terkait satuan pengukur tradisional. Program ini dilaksanakan di Blok Sukasari, Desa Tukdana, Kabupaten Indramayu.

“Jadi kita mengajarkan seperti pengukuran lahan pertanian, kan ada satuannya sehektar, sebau, dan sebata. Serta perhitungan beras, apalagi di Blok Sukasari itu ada pengukuran yang namanya kati. Kati itu terbuatnya dari batok kelapa. Jadi setiap satu batok kelapa itu sama dengan satu kati. Setiap 5 kati itu namanya satu tang,” ujar Wasni Sulistia selaku ketua tim yang beranggotakan Mutiara Budhi N, Listy Nurlaela, Dita Aurelia A, dan Adde Iskandar.

Dikatakan Wasni, ini bentuk kepedulian pihaknya karena memang anak-anak juga belum banyak mengetahui satuan ukur yang ada di desanya. Misal satu kati berapa kilogram. Sehingga, diadakan kegiatan ini supaya mereka bisa mengerti juga istilah satuan pengukuran tersebut.

Dirinya juga menjelaskan bahwa program yang dilakukannya menyasar kepada anak-anak SD kelas 3 hingga 6 serta anak-anak SMP dari kelas 1-3. Program tersebut berlangsung selama 7 hari yang dibagi dalam beberapa sesi. Seperti sosilasisasi, pengenalan, hingga pendampingan dengan mengerahkan 5 anggota.

Dengan adanya kegiatan ini, lanjut Wasni, harapannya bisa membuat anak-anak di Blok Sukasari paham akan cara mengukur dan menggunakan satuan tradisionalnya. Serta juga bisa membawa para mahasiswa untuk lolos ke tahap selanjutnya yakni Pekan Ilmiah Nasional (Pimnas).

“Harapannya ini bisa terus dilestarikan agar tidak hilang dan nantinya anak-anak bisa membantu orang tua mereka dalam pengukuran. Misalnya anaknya diminta mengambilkan beras satu tang jadi anaknya bisa dan paham melakukannya,” tutup Wasni. (jrl)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: