Satgas Covid-19: Ubah Pandemi Jadi Endemi

Satgas Covid-19: Ubah Pandemi Jadi Endemi

JAKARTA- Indonesia optimistis mampu mengubah kondisi pandemi menjadi endemi. Ini akan dilakukan seiring terkendalinya kasus Covid-19 secara nasional. Namun demikian, untuk saat ini kepatuhan atas prokes masih harus dijalankan.

“Untuk mengubah kondisi pandemi menjadi endemi membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Namun bukan tak mungkin jika Indonesia sebagai bangsa besar mampu mempertahankan kondisi yang cukup terkendali ini,” ujar Jubir Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito di Jakarta, Rabu (8/9).

Status endemi Covid-19 di Indonesia dapat tercapai melalui kolaborasi pemerintah dan masyarakat dalam menyukseskan kebijakan. Menurutnya, dengan modal perkembangan kasus Covid-19 di dalam negeri yang semakin membaik, target besar Indonesia adalah mempertahankan kondisi kasus yang cukup terkendali ini.

Terdapat beberapa hal yang dapat dilakukan. Pertama, kata Wiku Adisasmito, peningkatan kapasitas publik jangka panjang. “Termasuk pemberdayaan pemerintah daerah (pemda) untuk mampu mengidentifikasi secara mandiri sesuai kondisi di wilayahnya masing-masing,” lanjutnya.

Kedua, menentukan dasar pembangunan jangka panjang, maka peningkatan ketahanan kesehatan masyarakat harus kuat. Ketiga, melakukan evaluasi kebijakan nasional dan sistem pengendalian yang lebih efisien secara berkala.

“Misalnya, pembaruan poin pengetat pelonggaran dan digitalisasi skrining kesehatan. Yang keempat, melanjutkan vaksinasi Covid-19 maupun vaksinasi penyakit esensial lainnya,” papar Wiku.

Kelima, investasi jangka panjang untuk mengubah perilaku masyarakat menjadi lebih sehat. Keenam, pelaksanaan kegiatan ekonomi yang produktif, namun tetap terkendali. “Sampai saat ini saja, total kasus Indonesia berkontribusi hanya1,86 persen dari total kasus dunia. Sehingga jika kasus mengalami penurunan, maka dampaknya juga akan cukup berpengaruh,\" katanya.

Sementara itu, meski penanganan Covid-19 di Indonesia sudah mengalami perbaikan, pelaku ekonomi tidak boleh lengah. “Posisi kita sudah cukup baik. Tetapi juga jangan senang-senang dulu. Bekerja ya. Tetapi jangan terlalu euforia. Kemudian jangan melepas masker. Masker wajib terus dipakai,” tegas Presiden Jokowi saat menerima perwakilan para ketua asosiasi di bidang ekonomi dan bisnis di Istana Negara, Jakarta, Rabu (8/9).

Sementara itu, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan Presiden Jokowi meminta pelaku ekonomi dan bisnis membantu pemerintah mengingatkan warga bahwa pandemi belum berakhir. “Tolong bantu pemerintah sosialisasikan kepada masyarakat. Pandemi ini belum berakhir. Karena itu, semua pihak harus terus waspada,” ujar Airlangga.

Menurutnya, pertumbuhan ekonomi wajib dijaga. Sebab hal ini berbanding terbalik dengan penanganan covid. Apabila kasus covid tinggi, ekonominya rendah. Sebaliknya, apabila kasus covid rendah, ekonominya akan menggeliat.

Dalam pertemuan itu, para pengusaha menyampaikan sejumlah permasalahan yang dihadapi. Mulai dari relaksasi restrukturisasi kredit perbankan, kenaikan biaya logistik, hingga bantuan fiskal untuk para pengusaha yang bergerak di sektor ritel.

Pemerintah, lanjut Airlangga, akan mengkaji regulasi terkait. Sehingga menjadi lebih fleksibel. Tujuannya agar para pengusaha terus semangat meningkatkan kegiatan usahanya. Denga begitu, pertumbuhan ekonomi nasional meningkat. (rh/fin)

BACA JUGA:

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: