Ketua Perbasi Nyalon Kuwu Plumbon

Ketua Perbasi Nyalon Kuwu Plumbon

PLUMBON - Tanggal 18 September 2021, Imam GY melangkah dari rumah kediaman menuju Balai Desa Plumbon, Kecamatan Plumbon, untuk mendaftarkan diri. Pria yang biasa disapa Mas Imam ini ikut bersaing dalam kontestasi pemilihan kepala desa.

Setelah mendaftar, kepada Radar Cirebon, Imam menyatakan bahwa niatnya tulus dan murni datang dari hati, ingin membangun tanah kelahirannya, Desa Plumbon. Tanpa dorongan siapapun. Bahkan, menurutnya, dia bersama warga, 2,5 tahun lalu sudah membangkitkan semangat gotong royong yang telah lama pudar.

Alhamdulillah, kiprah saya diterima masyarakat dengan baik. Hingga saat ini, gotong royong dan kerja bakti terus berjalan menjadi sebuah kebiasaan,” ujarnya.

Kerja keras Imam bersama warga tersebut merubah wajah Alun-alun Plumbon, dengan memberi usulan kepada para pemangku kebijakan di tingkat kecamatan dan kabupaten. Sehingga, Alun-alun Plumbon kini bisa dimanfaatkan lagi oleh generasi muda. Lengkap dengan sarana olahraga dan taman bermain, serta penerangan yang bisa digunakan warga dalam beraktivitas di malam hari.

Imam punya segudang pengalaman organisasi, dan bahkan masih ditekuni hingga sekarang. Di antaranya Ketua Umum Perbasi Kabupaten Cirebon (2018-2023), Ketua 3 Asosiasi Bola Tangan  Indonesia (ABTI) Jawa Barat (2019-2024), Koordinator Bola Basket Wilayah III Cirebon  (tahun 2020), serta masih banyak lagi keaktifan organisasi Imam bersama para pemuda.

Dia berharap, pada Pemilihan Kuwu (Pilwu) Seretak di Kabupaten Cirebon tanggal 21 November 2021 nanti, betul-betul jadi ajang demokrasi warga. “Pilwu itu mencari sosok pemimpin yang mampu membangun, mempunyai jangkauan komunikasi dengan tataran pemangku jabatan, baik sesama pemerintahan desa, kecamatan, kabupaten bahkan provinsi dan pusat. Sehingga mampu bersinergi dalam mewujudkan pembangunan berupa kegiatan fisik, ekonomi, olahraga, pendidikan, keagamaan, budaya, serta banyak aspek lainnya,” terangnya.

Selain itu, Imam berharap bahwa kontestasi politik tidak dibenarkan menggunakan cara kurang bijaksana. Seperti money politik yang pada akhirnya akan merusak tatanan cipta kerja di lingkungan Desa Plumbon.

Kini, Imam mendapat dukungan dari sejumlah tokoh. “Para tokoh memberi edukasi kepada warga, bahwa, memilih pemimpin itu yang punya kualitas dan kapabilitas dalam membangun desa. Bukan pemimpin yang dihasilkan instan dengan politik uang, yang akhirnya enam tahun ke depan akan kurang optimal dalam pelayanan dan pembangunan,” pungkasnya. (mid)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: