Pedagang Keberatan Harga Kios

Pedagang Keberatan Harga Kios

CIREBON- Sejumlah perwakilan pedagang Pasar Desa Jungjang mendatangi Kantor Bupati Cirebon, Rabu (22/9). Kedatangan mereka terkait dengan beberapa hal terkait pembangunan atau revitalisasi Pasar Desa Jungjang.

Salah seorang perwakilan pedagang Drs Mashuri yang juga Pengawas Himpunan Pedagang Pasar Jungjang mengatakan mereka berharap ada evaluasi proses revitalisasi pasar desa yang kini sudah memasuki tahap pembangunan pasar darurat. “Ada beberapa persoalan yang kami angap belum selesai. Oleh karena itu kami minta agar pelaksanaan revitalisasi ini dievaluasi oleh bupati,” ujarnya.

Persoalan paling mendasar adalah belum dilakukannya musyawarah antara pedagang, pengembang, dan pihak desa. Sehingga harga kios yang sudah ditetapkan pelaksana revitalisasi dianggap terlalu mahal dan memberatkan pedagang.

“Kita ambil contoh untuk kios ukuran 3x3 meter itu dipatok dengan harga di atas Rp200 juta lebih. Harga ini ditetapkan sepihak tanpa ada musyawarah dengan kami para pedagang,” imbuhnya.

Diterangkan, karena persoalan yang belum selesai itu, para pedagang meminta agar proses pembangunan pasar darurat dihentikan dan dilakukan evaluasi lagi sampai dengan musyawarah terkait harga disepakati bersama melalui musyawarah.

“Dari audiensi tadi belum ada keputusan. Bupati yang hadir sejak awal harus pulang karena ada agenda lain sehingga proses audiensi diwakili oleh sejumlah kepala dinas dan pihak terkait lainnya,” imbuhnya.

Para pedagang, sambung Mashuri, tidak anti revitalisasi. Namun para pedagang meminta agar proses revitalisasi tidak memberatkan para pedagang, terlebih harga yang dipatok tidak melalui musyawarah dengan para pedagang.

“Total 900 pedagang yang ada di Pasar Jungjang, mayoritas menolak harga yang ditetapkan oleh pengambang. Harus ada musyawarah dulu sebelum penetapan harga kios,” ungkapnya.

Sementara Bupati Cirebon Drs H Imron MAg mengatakan proses audiensi masih berjalan sehingga ia belum bisa menyampaikan keputusan atau notulensi dari audiensi tersebut. Yang jelas, sambung Imron, harus ada solusi terbaik terkait persoalan tersebut. (dri)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: