Waspada Demam Berdarah Memasuki Musim Penghujan

Waspada Demam Berdarah Memasuki Musim Penghujan

MEMASUKI musim penghujan atau memasuki musim peralihan  kita harus mewaspadai salah satu penyakit yang selalu hadir setiap tahunnya yakni Demam dengue dan Demam berdarah dengue. Demam berdarah dengue atau yang di kenal dengan DBD merupakan penyakit yang berkembang di daerah tropis dan subtropic yang di tularkan oleh nyamuk aedes aegypti sebagai vektor virus dengue.

Nyamuk DBD biasanya akan mengigit seseorang di pagi hingga sore hari menjelang petang saat nyamuk menggigit dan menghisap darah saat itu lah virus dengue ikut masuk dan menginfeksi dengan memasukan virus dengue. Virus dengue merupakan serotype virus dari salah satu genus flavivirus, famili flaviviradae. Terdapat 4 serotype virus DBD  dengue 1,2,3,4 dan tipe 3 merupakan serotype virus yang dominan menyebabkan kasus DBD yang berat.

Di Indonesia kasus DBD berfluktuasi setiap tahunnya dan cenderung semakin meningkat ditunjukan dengan adanya peningkatan angka kesakitan. Sebaran wilayah yang semakin luas juga menjadikan faktor peningkatan angka kesakitan. DBD berjangkit di 463 kabupaten/kota dengan angka. kesakitan sebesar 78,13 per 100.000 penduduk, namun angka kematian dapat ditekan di bawah 1 persen, yaitu 0,79 persen. KLB DBD terjadi hampir setiap tahun di tempat yang berbeda dan kejadian luar biasa (KLB) sangat sulit di duga.

Manifestasi infeksi Virus dengue bervariasi dengan spektrum yang luas mulai dari infeksi tanpa gejala (Asimptomatik), demam yang tidak khas yang dapat kita sebut demam dengue ( Degue fever) dengan atau tanpa di sertai perdarahan, demam berdarah dengue ( DBD/ Dengue hemorrhagic fever), sampai keadaan yang paling berat yang dapat menyebabkan kematian yaitu sindrom syok dengue ( SSD atau DSS).

Gejala khas dari DBD adalah demam tinggi yang muncul secara mendadak di sertai rasa sakit kepala yang berat dan nyeri di belakang bola mata, mual, nyeri ulu hati hingga muntah hingga hilangnya nafsu makan merupakan gejala lain yang kerap timbul. Oleh karena demam yang tinggi pasien DBD akan merasakan lemah dan nyeri di seluruh tubuh, rasa linu-linu pada tulang punggung akan dirasakan juga oleh seseorang yang terinfeksi.

Seseorang yang terinfeksi oleh virus dengue akan mengalami tiga fase perjalanan penyakit dimana pada hari ke 1 hingga hari ke 4 adalah fase demam dimana pada fase ini keluhan demam dan keluhan penyerta lainnya akan di rasakan sangat menganggu, selanjutnya akan memasuki fase kritis pada sekitar hari ke 5 sampai hari ke 7. Pada fase ini keluhan yang sebelumnya mengganggu akan dirasakan relatif berkurang dan membaik, hanya saja pada fase ini trombosit justru mengalami penurunan dengan cepat dan menimbulkan resiko gangguan pada pembuluh darah di seluruh tubuh akan meningkat.

Sehingga pada fase kritis ini kejadian syok (turunnya tekanan darah) dapat turun dengan cepat dan resiko perdarahan akan meningkat apabila tidak di pantau dan di tangani dengan ketat, selanjutnya pasien akan memasuki fase penyembuhan yang di tandai dengan meningkatnya trombosit dan kondisi tubuh yang kian membaik.

Selain terjadi pada dewasa DBD dapat lebih berbahaya jika dialami oleh anak. Pada anak respon imun terhadap virus dengue belum sempurna sehingga hasil akhir infeksi adalah kerusakan pembuluh darah dan perembesan plasma darah. Manifestasi klinis DBD pada anak hampir sama dengan dewasa dimulai dari fase demam, fase kritis dan fase penyembuhan

Orang tua di sarankan segera membawa anaknya berobat ke fasilitas Kesehatan jika anak mengalami : demam 3 hari yang tidak turun setelah pemberian obat penurun panas, muncul bintik bintik merah yang tidak hilang dengan penekanan, demam dengan perdarahan spontan dari mulut, hidung, atau tempat lain yang tidak biasa, demam disertai dengan penurunan kadar trombosit , penurunan kadar leukosit dan peningkatan hematokrit, adanya demam yang di sertai dengan tanda bahaya DBD : muntah yang frekuensinya sering, nyeri perut hebat, dan buang air kecil yang  berkurang atau tidak ada sama sekali dalam 4-6 jam terakhir.

Pemeriksaan darah pada pasien demam sebaiknya dilakukan pada hari ketiga sampai dengan hari ke4 sejak timbul demam. Pemeriksaan yang disarankan adalah hemoglobin, hematokrit, trombosit, leukosit dan hitung jenis. Pemeriksaan antibody dengan NS1 dapat dilakukan pada hari ke1 sakit sedangkan pemeriksaan IgM dengue sejak hari ke5 demam. Penurunan kadar trombosit tidak selalu berarti DBD peyakit infeksi virus lain yang tidak spesifik juga dapat menimbulkan penurunan kadar trombosit.

Hingga saat ini kunci dari penangangan DBD adalah kewaspadaan dini, pemberian cairan yang dianjurkan untuk penderita DBD adalah cairan yang mengandung mineral (cairan isotonic kaleng, air putih dengan gula garam, atau oralit), pemberian jus jambu, angkak atau kurma pada penderita DBD belum terbukti secara ilmiah dan belum bisa di jadikan pedoman, namun tidak ada larangan untuk memberikan cairan tersebut kepada sesoarang dengan DBD. Pemantauan ketat juga di perlukan untuk mencegah terjadinya risiko komplikasi. Sehingga pemahaman dan kewaspadaan mengenai bahaya penyakit DBD secara dini menjadi kunci dari keberhasilan penanganannya guna mencegah terjadinya komplikasi kesakitan hingga kematian.

DBD dapat di cegah dengan melakukan gerakan 3M (mengubur barang bekas, menutup tempat penampungan air, dan menguras bak air), menggunakan kelambu saat tidur, menggunakan lotion anti-nyamuk , melakukan pemberantasan dan pemeriksaan jentik nyamuk di bak mandi.

Dengan peningkatan kesadaran masyarakat terhadap bahaya infeksi DBD, keikutsertaan masyarakat dan usaha pencegahan terhadap bahaya DBD diharapkan angka kesakitan dan kematian akibat DBD di Indonesia dapat semakin menurun. (*)

Oleh : dr Dea Aulia Futaci (RS Paru Sidawangi)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: