Qomar Prihatin Ulama Terseret Politik Praktis
CIREBON - Saling sindir antarcalon bupati terlihat saat penyampaian visi, misi dan program pasangan cabup dan cawabup periode 2013-2018 di ruang rapat paripurna DPRD Kabupaten Cirebon, Kamis (19/9). Cabup yang diusung Partai Demokrat, H Nurul Qomar terang-terangan menyindir salah satu pasangan saat menyampaikan visi misinya di depan podium. Menurutnya, pasangan tersebut menyeret-nyeret alim ulama masuk dalam lingkaran dunia politik. “Memuliakan para kiai dengan menempatkan pada maqomnya, pemerintah harus takzim. Saya tidak menyalahkan kiai, tapi saya menyayangkan dan menyesalkan, kenapa ada pihak-pihak tertentu yang memamfaatkan kiai, menarik-marik kiai masuk ke ranah politik,” tegas Qomar, usai menyampaikan visi dan misinya. Dikatakan Qomar, seharusnya Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Cirebon mengurus umat dan mengayomi seluruh umat, serta menjadi penasihat pengurus pemerintah daerah, bukan masuk sebagai tim sukses pasangan cabup dan cawabup tertentu. “Tentu ini sangat kritis dan miris sekali. Masa sekelas MUI merapat ke salah satu pasangan, kasihan masyarakat. Harusnya tidak masuk dalam wilayah politik praktis. Jangan campur aduk politik dengan agama,” pintanya. Menurutnya, untuk menetralisasi kiai masuk dalam perhelatan politik menentukan pasangan cabup, pemerintah daerah harus mempunyai konsep riil seperti mengembalikan Cirebon kepada khittahnya sebagai pusat budaya dan peradaban Islam. “Rujukannya sejarah, kita harus bangun Cirebon berbasis sejarah, dan ini merupakan salah satu misi saya untuk mengambalikan Cirebon kepada khittahnya. Dengan terciptanya ketentraman dan kesejahteraan, karena Cirebon merupakan pusat pertemuan alim ulama,” katanya. Sementara, pasangan calon bupati Cirebon dari jalur Independen H Mohammad Insyaf Supriyadi menjelaskan, bahasa sindir menyindir pasangan cabup dan cawabup dalam menyampaikan visi, misi dan program merupakan hal yang wajar di dalam iklim demokrasi. “Saya tidak mempermasalahkan hal tersebut, yang penting tidak menjadikan suatu bagian esensi emosi yang berkepanjangan,” ucapnya. Baginya, pasangan Indah, persoalan tersebut, tidak akan menjadi beban tersendiri, karena pihaknya menilai, ini merupakan sistem demokrasi yang sedang berjalan di Kabupaten Cirebon. Sementara itu, kelima pasangan cabup dan cawabup lainnya seperti, H Mohammad Insyaf-H Darusa, H Sunjaya Purwadi-H Tasiya Soemadi Al Gotas, H Mohammad Luthfi ST-Ratu Raja Arimbi, H Ason Sukasa Sm Hk-Elang Kusnandar, dan Hj Heviyana-Rakhmat SE, hanya menyampaikan visi, misi, dan program sebagaimana mestinya, tidak menyindir salah satu pasangan calon lainnya. Mereka semua full dan konsentrasi menyampaikan visi, misi dan program. Cabup dengan nomor urut satu, H Mohammad Insyaf, menyampaikan akan menjadikan Kabupaten Cirebon menjadi sebuah peradaban hakiki yang sehat jasmani dan rohani, sehingga tercapai pembangunan yang seutuhnya. “Itu adalah misi yang kami emban konsep untuk membangun Kabupaten Cirebon,” ucapnya. Namun, kata Insyaf, untuk menjadikan Kabupaten Cirebon menjadi pusat peradaban harus bersandar pada empat aspek pembangunan, seperti aspek historis, sosiologis, legalitas, dan aspek privasi. Cabup H Sunjaya didampingi Cawabupnya H Tasiya Soemadi Al Gotas juga menyampaikan visi misinya. Mereka berjanji akan mewujudkan masyarakat Kabupaten Cirebon yang agamis, maju, adil, sinergi, dan sejahtera. Adapun misi pasangan Jago-Jadi ini, meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia yang berakhlak mulia berlandaskan pada pelaksanaan pendidikan agama, mendorong pemerataan pembangunan, tematik atau sektoral dan kewilayahannya berdasarkan potensi yang tersedia. Mewujudkan tatanan masyarakat dan reformasi sistem birokrasi menuju sistem berbangsa dan bernegara yang bersih dan bebas korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN). Cabup H Mohammad Luthfi ST mengaku miris melihat kondisi Kabupaten Cirebon. Sebab, IPM-nya berada pada urutan ke-25 dari Kota/Kabupaten se- Jawa Barat. Oleh karena itu, pihaknya bertekad mewujudkan masyarakat Cirebon yang agamis, mandiri dan sejahtera dengan mempercepat pembangunan infrastruktur, ketahanan pangan melalui revitalisasi pertanian, peternakan, perkebunan, kehutanan, kelautan dan perikanan serta mengembangkan ekonomi kreatif, kebudayaan, pariwisata, inovasi, dan teknologi tepat guna. Cabup H Nurul Qomar ingin mewujudkan kehidupan masyarakat Kabupaten Cirebon dalam suasana baldatun toyyibatun war robbun ghofur berdasarkan Alquran dan Sunnah Rasul serta Pancasila sebagai dasar falsafah negara. Cabup H Ason Sukasa SmHk dan Elang Kusnandar berjanji akan mewujudkan Kabupaten Cirebon yang cerdas, berkarya dan sejahtera yang bertumpu pada pertanian dan industri. Sedangkan Cabup Hj Sri Heviyana Supardi ingin mewujudkan suatu kondisi dan landscape di Kabupaten Cirebon sebagai penguatan era kepemimpinan sebelumnya yang disebut dengan Cirebon Hebat menuju kabupaten yang lebih cemerlang. Terpisah, pengamat komunikasi politik Afif Rivai menilai, pemaparan visi dan misi para calon hanya angan-angan yang melangit. Harusnya para pasangan calon (paslon) bisa membuat program disesuaikan dengan anggaran. “Visi-misi dan program mereka tidak terukur. Semua hanya mengandai-andai,” ujarnya. Ia juga menambahkan, program-program yang ditawarkan tidak ada yang menyentuh persoalan riil masyarakat. \"Saya dengarkan visi misi mereka secara langsung, rata-rata tidak kongkret, semuanya hanya utopis. Mereka harusnya mampu mendiagnosa persoalan dan kebutuhan yang urgen di masyarakat,\" pungkasnya. (sam/via)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: