Menumbuhkan Kesadaran Bela Negara bagi Generasi Millennial di Era Society 5.0

Menumbuhkan Kesadaran Bela Negara bagi Generasi Millennial di Era Society 5.0

Di sisi lain Indonesia segera akan memasuki fenomena bonus demografi beberapa tahun ke depan. Fenomena ini ditandai dengan meningkatnya jumlah penduduk produktif secara signifikan. Meningkatnya jumlah penduduk produktif tentunya menjadi peluang emas untuk menggerakkan roda perekonomian. Penduduk produktif pada era ini didominasi oleh generasi Y atau generasi millennial. Generasi millennial merupakan modal utama dalam fenomena bonus demografi. Potensi generasi millennial yang dapat dimaksimalkan akan mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Selain itu, peran generasi millennial yang merata juga akan mengoptimalkan manfaat dan potensi yang ada.

Rasio ketergantungan Indonesia tahun 2015 sebesar 49,20 secara tidak langsung memiliki makna bahwa persentase jumlah penduduk usia produktif mencapai sekitar 67,02 persen dari jumlah penduduk keseluruhan. Selanjutnya, jika persentase jumlah penduduk usia produktif ini dikaitkan dengan persentase generasi millennial tahun 2017 yang sebesar 33,75 persen dari jumlah penduduk keseluruhan. Ini berarti bahwa sumbangan generasi millennial dalam membentuk struktur jumlah penduduk usia produktif tergolong cukup tinggi, karena sekitar 50,36 persen dari jumlah penduduk usia produktif pada dasarnya merupakan generasi millennial (asumsi: rasio ketergantungan 2015 dan 2017 sama besar). Sebagai penduduk terbesar, tentunya generasi millennial akan berperan besar pada era bonus demografi.

Bonus demografi adalah era yang sangat penting dan krusial dalam perjalanan bangsa Indonesia. Keuntungan paling utama dari bonus demografi adalah ketersediaan tenaga kerja usia produktif sebagai modal utama dalam pembangunan. Hal yang harus diperhatikan dan dipersiapkan adalah kesehatan dan pendidikan sebagai prasyarat dari produktivitas. Kemudian yang tidak kalah pentingnya adalah tersedianya lapangan kerja. Namun, realitanya menunjukkan angka pengangguran menempatkan Indonesia berada pada peringkat tiga (3) di ASEAN, yaitu sebesar 6,2%. Di era sekarang, pertumbuhan teknologi digital harus mampu kita optimalkan untuk meminimalisir pengangguran. Disisi lain jumlah wirausaha di Indonesia sebesar 1,65% masih perlu ditingkatkan, karena secara teoritis pengusaha diharapkan sebesar 2%. Angka ini masih sangat rendah dibandingkan negara tetangga kita sebesar 7%. Sehingga pada puncak eranya nanti, penduduk muda akan menjadi sumber pertumbuhan ekonomi atau source of growth dan penggerak pertumbuhan ekonomi.Pada akhirnya, bonus demografi ini diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.

Generasi millennial yang mumpuni dalam penguasaan teknologi melalui revolusi industri 4.0 yang ditandai dengan ekonomi digital, kecerdasan buatan, big data, dan internet of things (IOT) ditambah jiwa bela negara untuk menciptakan kesejahteraan masyarakat dan pembangunan bangsa sehingga diharapkan akan memiliki peluang ekonomi lebih baik yang akan memegang kendali atas roda pembangunan khususnya di bidang perekonomian yang diharapkan akan mampu membawa bangsa Indonesia menuju ke arah pembangunan yang lebih maju dan dinamis. Intinya, generasi millennial adalah modal besar untuk mewujudkan kemandirian bangsa dalam segala aspek. Sebagai modal besar pembangunan suatu bangsa, diharapkan generasi millennial memiliki potensi lebih unggul dibandingkan generasi-generasi sebelumnya.

Indonesia pada Tahun 2030 diproyeksikan bakal menghadapi bonus demografi, dimana 64 persen dari total populasi merupakan penduduk usia produktif. Berbekal bonus demografi tersebut, banyak pihak menilai peluang Indonesia menjadi negara dengan pertumbuhan perekonomian pesat sangat terbuka lebar. Sehingga bila kita cermati maka, anak-anak yang berada di usia sekolah ataupun bangku kuliah pada saat ini merupakan kunci Indonesia untuk memetik hasil yang maksimal di era bonus demografi.

Rifani Agnes Eka Wahyuni, S.IP., M. Han

Penulis adalah Peneliti Madya di the DIP Institute dan Alumn

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: