Layanan 4G XL Axiata Meluas Hingga Mentawai, Nias, dan Natuna
Jakarta - PT XL Axiata Tbk (XL Axiata) terpilih menjadi salah satu operator mitra kerja sama pemerintah dalam program penyediaan layanan seluler 4G di wilayah 3T (terdepan, terluar, dan tertinggal). Menurut pengumuman Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia (Kemenkominfo) tersebut, program ini merupakan bagian dari realisasi jaringan 4G Universal Service Obligation (USO) yang dikoordinasi oleh Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI). Bagi XL Axiata, partisipasi dalam program ini merupakan bagian dari komitmen XL Axiata memasuki usia 25 tahun dalam upaya “Membangun Indonesia Digital”.
Direktur Teknologi & Chief Teknologi Officer XL Axiata, I Gede Darmayusa mengatakan bahwa total ada 132 titik desa kategori 3T yang berada di tujuh provinsi yang akan kami kelola melalui program USO ini. \"Semua titik tersebut berada di area yang benar-benar terpencil, bahkan hampir semuanya berada di perbatasan wilayah NKRI dengan wilayah negara tetangga atau perairan internasional. Karena itu kami merasa terhormat mendapatkan kepercayaan dari pemerintah untuk mengelola jaringan dan layanan 4G di titik-titik terpencil tersebut, karena ini tidak hanya bicara tentang bisnis, tetapi juga menyangkut bagaimana kami terpanggil untuk turut memperkuat kedaulatan wilayah Republik Indonesia,\" paparnya kepada radar.
Menurut Gede, dalam program ini, XL Axiata bertugas untuk mengintegrasikan infrastruktur jaringan 4G USO yang disediakan oleh BAKTI dengan jaringan core dan billing milik XL Axiata, termasuk memberikan layanan pelanggan secara end to end. Penetapan setiap titik lokasi ditetapkan oleh pemerintah. BAKTI sebagai penanggung jawab penyedia infrastruktur radio dan backhaul sampai ke titik point of integration dengan operator seluler.
Dari daftar titik-titik lokasi jaringan 4G USO yang akan dikelola oleh XL Axiata tersebut, beberapa di antaranya berada di Samudera Hindia seperti Mentawai (Sumatera Barat), Nias (Sumatera Utara), serta Pulau Banyak dan Pulau Aceh (Aceh). Lalu ada juga Natuna dan Anambas (Kepulauan Riau) yang jauh di Laut Cina Selatan. Selanjutnya di perairan Selat Malaka ada antara lain Pulau Jemur, Rupat Utama, dan Kepulauan Meranti yang masuk Provinsi Riau. Titik lainnya berada di desa-desa terpencil yang tersebar di Pelalawan (Riau), Singkil (Aceh), Bintan (Kepulauan Riau), Seluma (Bengkulu), dan Pesisir Barat (Lampung).
“Semua jaringan yang dibangun dalam program ini merupakan jaringan 4G dan akan menggunakan koneksi vsat dan terestrial. Semua aspek teknis pembangunan infrastruktur jaringan radio dan transport sampai ke titik interkoneksi dengan operator, akan ditangani oleh BAKTI. Untuk operasionalnya, tentu kami perlu menunggu pembangunan infrastruktur ini selesai, sehingga dapat kami integrasikan dengan jaringan core, billing serta system layanan pelanggan kami. Informasi yang kami terima, pembangunan di sejumlah titik lokasi sudah akan dilaksanakan sebelum akhir tahun, selebihnya di tahun depan,” lanjut Gede.
Terpilihnya XL Axiata dalam tender pengelolaan jaringan 4G USO di Sumatera ini semakin memperkuat komitmen perseroan untuk turut membangun jaringan 4G ke daerah terpencil. Di luar program USO ini, XL Axiata juga sudah menegaskan komitmen kepada pemerintah untuk membangun jaringan 4G ke 861 desa terpencil. Selain itu, pada tender program USO sebelumnya, XL Axiata juga terpilih untuk mengelola ratusan titik desa terpencil yang tersebar di berbagai provinsi di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Maluku, Maluku Utara, hingga Papua dan Papua Barat. (rls)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: