Tiga Dojang Uji Kemampuan

Tiga Dojang Uji Kemampuan

CIREBON – SD IT Muhammadiyah Kota Cirebon menggelar secara khusus kegiatan Try In Taekwondo yang melibatkan setidaknya tiga dojang (perkumpulan taekwondo) yang ada di Kota Cirebon. Kegiatan tersebut digelar di GOR Bima, Kecamatan Kesambi, Kota Cirebon, Minggu (24/10), dan dikhususkan untuk anak-anak SD usia 6-12 tahun atau kelas I-VI.

Turut hadir dalam pembukaan acara tersebut Wakil Walikota Cirebon Dra Hj Eti Herawati, Wakil Ketua DPRD Kota Cirebon Fitria Pamungkaswati, Sekretaris KONI Kota Cirebon Sri Maryati, serta Kepala Dinas Kepemudaan dan Olahraga (Dispora) Sutikno.

Eti menyampaikan ucapan terima kasih karena SD IT Muhammadiyah dapat mengadakan kegiatan try in antardojang se-Kota Cirebon dan bisa menjadi salah satu langkah penjaringan bibit-bibit atlet ke depannya.

“Kami harapkan, dari hasil penjaringan ini, bisa mendukung Kota Cirebon dan menjadi persiapan atlet taekwondo untuk mewakili ke Jabar atau nasional. Kami sangat mendukung kegiatan ini,” ungkap Eti.

Kepala SD IT Muhammadiyah Kota Cirebon Erni Yuniar mengatakan, dalam kegiatan tersebut, setidaknya ada tiga dojang yang berpartisipasi. Yakni Dojang SD IT Muhammadiyah, Bintang MZI, dan Rottan Club dari Kabupaten Cirebon, dengan total peserta sejumlah 129.

“Tujuan awalnya itu, memotivasi anak-anak untuk berprestasi dan meningkatkan kualitas dirinya. Apalagi, sekarang lebih banyak latihan tanpa pertandingan. Kita ukur kemampuan menyerap latihannya,” kata Erni.

Dari SD IT Muhammadiyah sendiri, lanjut Erni, setidaknya mengirimkan 32 peserta yang merupakan hasil pembibitan selama dua tahun terakhir dari kelas I hingga kelas VI SD. Sehingga, dengan diadakannya kegiatan ini, dapat mencari bibit-bibit baru untuk dijadikan atlet profesional ke depannya. 

“Kita masih pemula, kita baru punya ekskul ini baru dua tahun. Ke depan, kita ingin mengadakan event antardojang se-Kota, Ciayumajakuning, ataupun se-Jawa Barat,” jelasnya.

Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Kota Cirebon Sutikno mengungkapkan, try in untuk tingkat SD tersebut merupakan ajang evaluasi untuk mengukur sejauh mana kualitas dan kemampuan yang dimiliki oleh para atlet usia dini. “Kita juga tetap menjaga prokes dan yang mengikuti hanya 50 persen dari kapasitas,” tutur Sutikno. (jrl)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: