Fesdram SMAK Penabur Cirebon Sukses Perkenalkan Budaya Lokal

Fesdram SMAK Penabur Cirebon Sukses Perkenalkan Budaya Lokal

CIREBON – SMAK Penabur Cirebon sukses menggelar Festival Drama (Fesdram) Cerita Rakyat edisi ke-21. Dipertontonkan melalui streaming YouTube, Jumat (29/10). Sebanyak 11 legenda cerita rakyat diperankan siswa-siswi kelas X dan XI dengan serius. Penuh penghayatan.

Rekaman video mengambil latar yang berbeda-beda. Para siswa menyesuaikan kostum yang dikenakan dengan peran yang dibawakan. Seperti kebaya, hingga pakaian yang pernah dikenakan di zaman kerajaan.

Totalitas mereka dalam memerankan tokoh disertai dengan penggunaan make-up, property, setting tempat, serta proses pengambilan video, membuat Fesdram dengan durasi 2 jam 13 menit itu, sebagai tontonan yang sangat berkelas.

Di akhir pertunjukan, dipilih dua kategori berbeda. Masing-masing menghasilkan tiga drama terbaik. Kategori pertama adalah Drama Terpilih yang merupakan drama terbaik pilihan juri. Kategori kedua adalah Drama Favorit –drama terbaik berdasarkan hasil voting.

Berikut judul kategori Drama Terpilih: Calon Arang dan Keris Weling Putih (XI IPA 4), Telaga Warna (XI IPA 2), dan Keong Mas (XI IPA 3). Sementara tiga judul Drama Favorit adalah Calon Arang dan Keris Weling Putih (XI IPA 4), Joko Kendil (XI IPS 1) dan Telaga Warna (XI IPA 2).

Selain empat judul tersebut, ada tujuh judul cerita rakyat lain. Adalah Cindelaras (XI IPS 2), Lutung Kasarung (XI IPA 1), Sangkuriang (X IPS 2), Timun Mas (X IPS 1), Roro Jongrang (X IPA 3), Batu Menangis (X IPA 2), dan Danau Toba (X IPA 1).

Fesdram di SMAK yang berlokasi di Jalan Dr Cipto Mangunkusumo itu rutin dihelat setiap tahun. Diikuti para siswa-siswi kelas X dan XI. Diselenggarakan untuk memperingati Bulan Bahasa dan Sumpah Pemuda yang jatuh tiap Oktober.

“Biasanya dilaksanakan di lapangan basket dan diadakan nonton bareng. Tapi karena masih pendemi, untuk tahun ini dilakukan secara online,” tutur Kepala SMAK Penabur Cirebon Gunawan kepada Radar Cirebon.

Dia menambahkan, festival drama cerita rakyat diselenggarakan untuk memperkenalkan budaya lokal. Juga menjadi salah satu bentuk pembelajaran dengan kearifan lokal. Di samping sebagai pembelajaran nilai-nilai karakter yang ada dalam cerita tersebut.

“Selain itu, juga sebagai pembelajaran bagaimana anak-anak mengelola kegiatan walaupun pada masa sulit yang terbatas dengan ruang gerak dan waktu, tetap berinovasi bagaimanapun caranya. Yang lebih mengesankan lagi, ternyata mereka sangat kreatif walaupun pengerjaannya di tempat masing-masing tanpa tatap muka sama sekali. Saya salut kepada mereka,” ungkap Gunawan. (ade/opl)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: