Kondisi Korban Luka Mulai Membaik

Kondisi Korban Luka Mulai Membaik

JATIBARANG - Kondisi korban luka akibat kecelakaan kereta api Arya Dwipangga dengan mobil bak berisi pengantar jamaah haji di perlintasan kereta api tanpa palang pintu di dekat perbatasan Desa Jengkok, Kecamatan Kertasemaya, berangsur membaik. Dari delapan korban luka yang sebelumnya menjalani perawatan medis, tinggal empat orang yang masih menjalani rawat inap. Korban yang masih menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Zam Zam Jatibarang adalah Casmi (45) dan Tati (29). Sedangkan kedua korban lainnya yakni Idah Musyarofah (25) bersama mertuanya, Hj Sureti (50) telah dirujuk ke rumah sakit Mitra Plumbon, Cirebon, karena kondisinya yang mengalami luka serius. Dikatakan Satorih (45), suami dari Casmi, saat ini kondisi isterinya telah berangsur-angsur membaik. Casmi yang sempat tidak sadarkan diri selama beberapa jam pasca kecelakaan maut tersebut, kini telah siuman. Ia pun sudah mulai bisa berkomunikasi dengan keluarga dan kerabatnya yang menjenguk di rumah sakit. \"Alhamdulillah, ibu (Casmi, red) sekarang sudah bisa berkomunikasi setelah sebelumnya sempat tidak sadarkan diri. Mudah-mudahan kondisinya segera pulih,\" harapnya seraya menunggui isterinya di ruang Husein, Rabu (2/10). Casmi mengalami luka di kepala bagian belakang dan pinggangnya akibat terseret dan terlempar dari mobil bak terbuka yang ditumpanginya bersama penumpang lainnya. Kondisi serupa juga dialami Tati. Ditemui di ruang perawatan terpisah, kondisi Tati pun kini sudah mulai membaik. Ia hanya merasakan sakit di bagian pinggang akibat terlempar dari mobil bak tersebut. \"Sekarang sudah lebih baik, meski masih sering terasa sakit. Mudah-mudahan segera pulang ke rumah,\" tuturnya. Sementara itu, Direktur RSI Zam Zam dr H Wawan Ridwan MM kepada Radar menjelaskan, dari 13 korban meninggal dunia dalam peristiwa itu, kebanyakan mengalami luka berat di bagian kepada dan multitrauma (luka di sejumlah bagian tubuh) akibat benturan keras. Selain mengalami luka serius di bagian kepala, rata-rata korban juga mengalami lukas serius akibat benturan yang menghantam bagian dada, sehingga mengakibatkan tulang rusuk korban patah dan menusuk ke paru-paru. Selain itu, banyak yang mengalami pendarahan serius, khususnya di bagian perut, sehingga mengakibatkan tubuh korban kehabisan banyak darah. \"Masih ada dua korban yang masih dirawat di sini (RSI Zam Zam Jatibarang, red). Saat ini kondisinya sudah mulai membaik. Kita tunggu hasil rontgen sore ini (kemarin, red),\" jelas dr Wawan Ridwan. Tim medis juga masih terus melakukan pemeriksaan intensif untuk melakukan tindakan selanjutnya kepada dua korban yang masih dirawat itu. Ia menjelaskan, selain kedua korban tersebut, korban lainnya yang mengalami syok hipovolemik telah dirujuk ke rumah sakit di Cirebon untuk penanganan medis lebih lanjut. Korban yang dirujuk itu, diduga mengalami pendarahan serius di rongga perut akibat adanya organ tubuh yang pecah. Dan harus dilakukan operasi segera untuk mencari sumber pendarahan tersebut. \"Kami terus berupaya memberikan pelayanan terbaik. Dan terkait pembiayaan rumah sakit para korban sudah ditangani PT Jasa Raharja,\" tutupnya. KELUARGA KORBAN TERIMA SANTUNAN Sementara itu, tiga belas korban meninggal dunia menerima santunan dari berbagai pihak. Tidak hanya dari PT Jasa Raharja, santunan juga diberikan pemerintah daerah, kantor Kementerian Agama Kabupaten Indramayu, Polres Indramayu dan sejumlah pihak lainnya. Penyerahan santunan dilangsungkan di Balai Desa Tegalwirangrong dan diterima langsung oleh para ahli waris korban, Rabu (2/10) siang. Dalam kesempatan itu, Direktur Operasional PT Jasa Raharja Budi Rahardjo menyerahkan santunan senilai Rp302 juta kepada ahli waris korban. Santunan diberikan dalam bentuk tabungan yang dapat dicairkan kapan pun oleh ahli waris yang berhak menerimanya. Menurut Budi, santunan ini diberikan untuk meringankan beban keluarga korban yang ditinggalkan. \"Sesuai ketentuan, penyerahan santunan tidak boleh lebih dari tiga hari setelah kecelakaan terjadi. Dan pada hari ini (kemarin, red), kami realisasikan langsung dan telah diterima oleh para ahli waris korban,\" papar Budi. Ia menjelaskan, masing-masing korban menerima santunan Rp25 juta. Sedangkan Dian, bocah berusia 3 tahun itu menerima santunan Rp2 juta. Dian tewas dalam kejadian itu bersama kedua orang tuanya, H Saprudin (50) dan Hj Surijem (45). Sementara untuk korban luka, masih menunggu perawatan selesai. Seluruh korban luka, dapat mengajukan klaim maksimal yang diajukan hingga Rp10 juta. Santunan kepada Sukaesih (38) dan Ismanto (4), diterima langsung oleh Sapin, suami sekaligus ayah korban. Sedangkan santunan kepada Riyanti (14), diterima Wasih, orang tuanya. Santunan kepada Royatin (47), diterima langsung suaminya, Dirya. Santunan kepada Aminah (48), diterima Abdullah, anaknya. Santunan kepada Aan Anipah (11), diterima oleh orang tuanya, Carkiman. Selain itu, santunan kepada Rustini (56), diterima Sajudin, anak korban. Santunan kepada Tanirih (24) dan Dea Puspita (2), diterima Sangid sebagai suami sekaligus ayah korban. Dan santunan kepada Hj Kunirah, diterima langsung Saepudin Zuhri sebagai suaminya. Serta santunan kepada H Saprudin (50), Hj Surijem (45) dan Dian (3), diterima langsung anak sekaligus kakak korban, yakni Santi Sari. Penyerahan santunan kepada para ahli waris korban, juga turut disaksikan Bupati Indramayu Hj Anna Sophanah didampingi suaminya Dr H Irianto Mahfudz Sidik Syafiuddin. Dalam kesempatan itu, bupati menyampaikan bela sungkawa dan duka yang mendalam atas terjadinya peristiwa yang memakan korban jiwa tersebut. Ia juga mengajak seluruh undangan yang hadir untuk bersama-sama berdoa untuk para korban. \"Hadapi ini dengan tabah dan sabar, karena setiap peristiwa yang terjadi, pasti ada hikmahnya. Dan ambil hikmah dari setiap kejadian itu,\" tuturnya. Tampak hadir dalam acara itu, Dirlantas Polda Jabar, Kombes Pol Rusdi Hartono bersama Kapolres Indramayu AKBP Wahyu Bintono Hari Bawono, dan Kepala Kementerian Agama Kabupaten Indramayu Drs H Yayat Hidayat, MAg, beserta sejumlah pejabat lainnya di lingkungan Pemkab Indramayu. (cip)  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: