Muhammadiyah Kekurangan Penulis Sejarah

Muhammadiyah Kekurangan Penulis Sejarah

CIREBON- Muhammadiyah kekurangan penulis sejarah. Banyak sejarah Muhammadiyah tidak disebutkan di buku sejarah nasional. Hal ini dikatakan pengurus pusat Muhammadiyah Prof DR H Dadang Kahmad MSi, pada acara Resepsi Milad Muhammadiya ke-109, Minggu (28/11), di Komplek Pengurus Daerah Muhammadiyah Kota Cirebon.

“Kita mesti mencetak ahli sejarah. Saat ini sedang proses mencetak penulis sejarah. Malahan, sekarang sedang mencetak ensiklopedia, dan TV Muhammadiyah. Tujuannya untuk mencerdaskan dan mencerahkan. Selama ini banyak jejak sejarah Muhammadiyah dalam berbangsa dan bernegara, tapi tidak tercatat dalam sejarah. Untuk itu butuh penulis sejarah,” kata Dadang.

Dirinya bersyukur, usia Muhammadiyah saat ini sudah 109 tahun. Pendiri Muhammadiyah, KH Ahmad Dahlan, membuat sekolah umum karena saat itu banyak sekolah agama. Dalam perjalanannya, sekarang Muhammadiyah sudah memiliki 26 ribu sekolah. Bahkan, Muhammadiyah sudah membuat sekolah di Australia, Malaysia, hingga Sorong Papua, NTT. Bahkan, enam ribu mahasiswa perguruan tinggi Muhaammadyah di Kupang, 90 persennya beragama Katolik. Begitu juga di Toraja, ada SMP yang 80 persen siswanya Protestan.

“Jadi, Muhammadiyah tidak membeda-bedakan suku, agama, dan ras. Muhammadiyah sedikit bicara, banyak kerja,” tegasnya.

Saat pandemi Covid-19, kata Dadang, sejak awal Muhammadiyah merespons dengan menyiapkan 117 rumah sakit. Tercatat,  Rp40 triliun oleh Muhammadiyah digelontorkan dalam bentuk makanan dan obat-obatan.

“Kita Islam berkemajuan, mengenakan batik, bercelana. Kita happy saja, tidak harus kembali ke masa lalu. Bidang muamalah Muhammadiyah adalah modernis,” tegasnya.

Ketua PD Muhammadiyah Kota Cirebon, Digyono mengatakan, Resepsi Milad Muhammadiyan ke-109 diperingati dengan berbagai kegiatan. Seperti Dai Pemula 21 November 2021, Lomba Tahfidz Quran Tingkat TK/PAUD 25 November 2021, Lomba Dai Cilik dan Remaja 26 November 2021, Bedah Buku Sejarah Muhammadiyah 27 November 2021 dan puncaknya Resepsi Milad Muhammadiyah ke-109 kemarin (28/11).

Digyono menjelaskan, selama pandemi, Muhammadiyah aktif dalam membnatu pemerintah melakukan pencegahan penularan dengan melakukan sosialisasi pentingnya menerapkan protokol kesehatan. Termasuk gencar melakukan vaksinasi Covid-19 kepada  masyarakat.

“Hadirnya Rumah Sakit Umum Muhammadiyah ini juga bagain dari amal usaha dalam bidang kesehatan. Terus membantu pemerintah, termasuk hadirnya lembaga pendidikan Muhammadiyah,” pungkasnya. (abd/adv)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: