PPKM Tiga

PPKM Tiga

MENCLA-mencle,” kata yang sinis.

“Fleksibel,” kata yang memuji.

Ada lagi.

“Kaku,” kata yang sinis.

“Tegas,” kata yang bersimpati.

Cukup dulu.

Terlalu banyak contoh: satu objek bisa digoreng ke arah mana pun –sampai ada yang melucu, itulah yang membuat harga minyak goreng meroket belakangan ini.

Beda dengan PPKM level 3 akhir tahun ini. Yang sudah dibatalkan itu. Lalu disempurnakan lagi itu. Tidak ada yang menilai itu sebagai mencla-mencle. Hampir semua mendukung: bagus, sudah tepat, terima kasih.

Kita rupanya memang harus biasa membedakan mana janji dan mana program. Janji harus ditepati. Program bisa berubah mendadak.

Biasa membedakan mana janji dan mana program bisa sedikit mengurangi kebisingan politik. Tidak semua yang tidak jadi dilaksanakan dikecam sebagai ingkar janji.

Mengapa tidak ada penilaian mencla-mencle di PPKM 3 akhir tahun?

Sebuah program tentu didasarkan pada asumsi. Asumsi bersandar pada data atau hipotesis.

Data menunjukkan: setiap liburan serentak, menyebabkan naiknya kasus Covid-19. Data juga menunjukkan munculnya varian baru: Omicron. Dua-duanya menyatu di akhir tahun ini.

Maka wajar kalau diprogramkan PPKM 3 di liburan akhir tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: